Membaca Menulis Berhitung Anak Usia Dini? Wajibkah
Membaca, menulis dan berhitung. Siapa yang tak senang melihat anaknya bisa membaca menulis dan berhitung di usia yang masih dini. Calistung adalah salah satu materi pembelajaran yang tidak mudah untuk diajarkan kepada anak usia dini. Diperlukan kemampuan yang baik untuk menguasai pembelajaran membaca menulis dan berhitung.
Tapi sekarang yang menjadi pertanyaan adalah apakah anak usia dini (PAUD) harus diajarkan membaca menulis dan berhitung layaknya anak SD? Dan sudah layakkah anak usia dini menguasai materi membaca menulis dan berhitung? Kira-kira ada tidak materi Calistung di sekolah PAUD?
Teringat akan sebuah pertanyaan para wali murid yang menanyakan kepada guru PAUD, "Lho bu guru kok tidak ada pelajaran calistung sih? Kapan anak saya bisa membaca menulis dan berhitung? Maklumlah bu guru di SD syaratnya anak harus sudah bisa membaca menulis dan berhitung." Sekilas pertanyaan tersebut membuat ibu guru harus berpikir keras, "Perasaan waktu saya kuliah tidak ada kewajiban anak PAUD diajarkan materi Membaca Menulis dan Berhitung seperti anak SD? Tapi kenapa para wali murid memepertanyakannya?" Justru materi tersebut harusnya diberikan ketika anak sudah masuk Sekolah tingkat dasar.
Banyak para orang tua yang khawatir apabila anaknya tidak bisa membaca menulis dan berhitung. Mengingat ketika anak masuk sekolah dasar harus sudah bisa membaca menulis dan berhitung. Bahkan ada beberapa sekolah dasar yang mensyaratkan anaknya harus sudah bisa membaca menulis dan berhitung. Bahkan pakai tes masuk sekolah dasar.
Materi membaca menulis dan berhitung bukanlah materi yang gampang untuk dipelajari oleh anak-anak usia dini. Mereka membutuhkan pemahaman dan penalaran yang baik. Karena kalau anak diajarkan langsung tentang calistung maka si anak akan malah cepat bosan dan tidak mengerti. Seharusnya ketika anak memasuki sekolah PAUD hal yang diajarkan adalah tentang konsep dasarnya dulu mengenai calistung.
Tapi sekarang justru sekolah-sekolah PAUD yang laris manis adalah yang mengajarkan Calistung ini layaknya sekolah dasar. Para orang tua berbondong-bondong untuk memasukkan anaknya ke sekolah PAUD yang ada materi Membaca Menulis dan berhitung. Para orang tua akan merasa bangga apabila anaknya yang masih usia dini sudah bisa membaca menulis dan berhitung.
Sedangkan sekolah-sekolah PAUD yang tidak mengajarkan CALISTUNG malah sepi murid. Bahkan ada beberapa orang tua yang akhirnya memindahkan anaknya ke tempat sekolah PAUD yang mengajarkan membaca menulis dan berhitung. Alasannya adalah biar anak saya bisa membaca menulis dan berhitung sehingga ketika anak masuk sekolah dasar maka ia sudah siap.
Lalu efeknya apa apabila anak usia dini diajarkan Membaca menulis dan berhitung (CALISTUNG) layaknya anak SD?
Usia anak dini (0-6 tahun) bukanlah usia yang tepat untuk mengajarkan anak calistung. Akibatnya adalah antara lain
1. Calistung bisa membuat anak tertekan, karena materi tersebut terlalu berat untuk dicerna pikiran seusianya
2. Calistung akan membuat stress anak sehingga anak akan malas belajar
3. Mengajarkan calistung kadang memakai sikap pemaksaan sehingga anak akan merasa ada penekanan sehingga anak nantinya akan malas membaca
4. Pemaksaan calistung diusia dini akan menghambat perkembangan otak kanan anak.
Anak usia dini adalah usia dimana anak bermain dan bergembira bukan waktunya untuk berpikir layaknya anak dewasa. Kalau memang materi calistung diberikan kepada anak usia dini maka ia harus menggunakan metode bermain sambil belajar bukan seperti metode yang ada di sekolah tingkat dasar.
Konsep dasar pelajaran calistung anak paud berbeda dengan anak sekolah dasar. Bermain sambil belajar adalah metode yang tepat untuk mengajarkan anak usia dini belajar calistung. Tapi hindari pemaksaan kepada anak agar anak tetap menyukai calistung.
Mengenai aturan tentang syarat masuk sekolah dasar yang mengharuskan ada tes calistung, itu adalah diluar aturan sekolah. Karena dalam PP 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan mengatakan
Pasal 69
(5) Penerimaan peserta didik kelas 1 (satu) SD/MI atau bentuk lain yang sederajat tidak didasarkan pada hasil tes kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, atau bentuk tes lain.
Pasal 70
(1) Dalam hal jumlah calon peserta didik melebihi daya tampung satuan pendidikan, maka pemilihan peserta didik pada SD/MI berdasarkan pada usia calon peserta didik dengan prioritas dari yang paling tua.
(2) Jika usia calon peserta didik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sama, maka penentuan
peserta didik didasarkan pada jarak tempat tinggal calon peserta didik yang paling dekat dengan satuan pendidikan.
(3) Jika usia dan/atau jarak tempat tinggal calon peserta didik dengan satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sama, maka peserta didik yang mendaftar lebih awal diprioritaskan.
Lantas layakkah anak dipaksa untuk membaca dan menulis serta berhitung diusia dini? Jangan bebani anak diluar batas kemampuannya.
Tapi sekarang yang menjadi pertanyaan adalah apakah anak usia dini (PAUD) harus diajarkan membaca menulis dan berhitung layaknya anak SD? Dan sudah layakkah anak usia dini menguasai materi membaca menulis dan berhitung? Kira-kira ada tidak materi Calistung di sekolah PAUD?
Teringat akan sebuah pertanyaan para wali murid yang menanyakan kepada guru PAUD, "Lho bu guru kok tidak ada pelajaran calistung sih? Kapan anak saya bisa membaca menulis dan berhitung? Maklumlah bu guru di SD syaratnya anak harus sudah bisa membaca menulis dan berhitung." Sekilas pertanyaan tersebut membuat ibu guru harus berpikir keras, "Perasaan waktu saya kuliah tidak ada kewajiban anak PAUD diajarkan materi Membaca Menulis dan Berhitung seperti anak SD? Tapi kenapa para wali murid memepertanyakannya?" Justru materi tersebut harusnya diberikan ketika anak sudah masuk Sekolah tingkat dasar.
Banyak para orang tua yang khawatir apabila anaknya tidak bisa membaca menulis dan berhitung. Mengingat ketika anak masuk sekolah dasar harus sudah bisa membaca menulis dan berhitung. Bahkan ada beberapa sekolah dasar yang mensyaratkan anaknya harus sudah bisa membaca menulis dan berhitung. Bahkan pakai tes masuk sekolah dasar.
Materi membaca menulis dan berhitung bukanlah materi yang gampang untuk dipelajari oleh anak-anak usia dini. Mereka membutuhkan pemahaman dan penalaran yang baik. Karena kalau anak diajarkan langsung tentang calistung maka si anak akan malah cepat bosan dan tidak mengerti. Seharusnya ketika anak memasuki sekolah PAUD hal yang diajarkan adalah tentang konsep dasarnya dulu mengenai calistung.
Tapi sekarang justru sekolah-sekolah PAUD yang laris manis adalah yang mengajarkan Calistung ini layaknya sekolah dasar. Para orang tua berbondong-bondong untuk memasukkan anaknya ke sekolah PAUD yang ada materi Membaca Menulis dan berhitung. Para orang tua akan merasa bangga apabila anaknya yang masih usia dini sudah bisa membaca menulis dan berhitung.
Sedangkan sekolah-sekolah PAUD yang tidak mengajarkan CALISTUNG malah sepi murid. Bahkan ada beberapa orang tua yang akhirnya memindahkan anaknya ke tempat sekolah PAUD yang mengajarkan membaca menulis dan berhitung. Alasannya adalah biar anak saya bisa membaca menulis dan berhitung sehingga ketika anak masuk sekolah dasar maka ia sudah siap.
Lalu efeknya apa apabila anak usia dini diajarkan Membaca menulis dan berhitung (CALISTUNG) layaknya anak SD?
Usia anak dini (0-6 tahun) bukanlah usia yang tepat untuk mengajarkan anak calistung. Akibatnya adalah antara lain
1. Calistung bisa membuat anak tertekan, karena materi tersebut terlalu berat untuk dicerna pikiran seusianya
2. Calistung akan membuat stress anak sehingga anak akan malas belajar
3. Mengajarkan calistung kadang memakai sikap pemaksaan sehingga anak akan merasa ada penekanan sehingga anak nantinya akan malas membaca
4. Pemaksaan calistung diusia dini akan menghambat perkembangan otak kanan anak.
Anak usia dini adalah usia dimana anak bermain dan bergembira bukan waktunya untuk berpikir layaknya anak dewasa. Kalau memang materi calistung diberikan kepada anak usia dini maka ia harus menggunakan metode bermain sambil belajar bukan seperti metode yang ada di sekolah tingkat dasar.
Konsep dasar pelajaran calistung anak paud berbeda dengan anak sekolah dasar. Bermain sambil belajar adalah metode yang tepat untuk mengajarkan anak usia dini belajar calistung. Tapi hindari pemaksaan kepada anak agar anak tetap menyukai calistung.
Mengenai aturan tentang syarat masuk sekolah dasar yang mengharuskan ada tes calistung, itu adalah diluar aturan sekolah. Karena dalam PP 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan mengatakan
Pasal 69
(5) Penerimaan peserta didik kelas 1 (satu) SD/MI atau bentuk lain yang sederajat tidak didasarkan pada hasil tes kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, atau bentuk tes lain.
Pasal 70
(1) Dalam hal jumlah calon peserta didik melebihi daya tampung satuan pendidikan, maka pemilihan peserta didik pada SD/MI berdasarkan pada usia calon peserta didik dengan prioritas dari yang paling tua.
(2) Jika usia calon peserta didik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sama, maka penentuan
peserta didik didasarkan pada jarak tempat tinggal calon peserta didik yang paling dekat dengan satuan pendidikan.
(3) Jika usia dan/atau jarak tempat tinggal calon peserta didik dengan satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sama, maka peserta didik yang mendaftar lebih awal diprioritaskan.
Lantas layakkah anak dipaksa untuk membaca dan menulis serta berhitung diusia dini? Jangan bebani anak diluar batas kemampuannya.
0 Response to "Membaca Menulis Berhitung Anak Usia Dini? Wajibkah"
Post a Comment