Ciri Anak Cerdas Menurut Islam
IQ yang tinggi dan EQ yang bagus merupakan salah satu ciri anak cerdas. Kombinasi keduanya tersebut akan mampu untuk melejitkan seseorang untuk menggapai pintu kesuksesan dan keberhasilan. Oleh karena itu pendidikan yang berhubungan dengan IQ dan EQ perlu dioptimalkan agar tujuan untuk menjadikan anak yang cerdas dapat terwujud.
Tapi benarkah anak dengan IQ dan EQ yang tinggi termasuk anak cerdas? Haruskah keberhasilan dan kecerdasan dilihat dari kemampuan untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya? Pernyataan tersebut bisa jadi benar apabila hanya dilihat dari sisi duniawi saja, namun apabila kategori anak yang cerdas dilihat dari sisi akherat, hal tersebut tidak termasuk ciri-ciri anak yang cerdas.
Kasihan anak kalau parameter kecerdasan seseorang hanya dilihat dari faktor IQ dan EQ yang tinggi tanpa melihat kemampuan lainnya yang dimiliki anak, yang mungkin barangkali tidak dimiliki oleh anak yang lain. Maksudnya adalah agar para orang tua tidak bersedih ketika melihat anaknya hanya memiliki IQ dan EQ yang pas-pasan saja. Karena para orang tua harus tetap semangat atas kemampuan yang dimiliki anak. Para orang tua sebaiknya harus banyak menggali potensi terpendam yang disimpan oleh anak tanpa membanding-bandingkan dengan anak yang lain.
Banyak orang yang beranggapan bahwa orang yang cerdas itu adalah orang yang pandai berbicara, ada juga yang mengatakan bahwa anak yang cerdas itu adalah anak yang memiliki prestasi yang tinggi, ada pula yang beranggapan bahwa anak pintar itu adalah anak yang memiliki titel dan lulusan dari sekolah terkenal, dan masih banyak lagi ciri-ciri anak cerdas lainnya menurut perhitungan manusia.
Lalu orang seperti apakah yang termasuk kategori cerdas? Dalam pandangan Islam seperti apakah parameter cerdas itu? Gambarannya seperti apa kriteria cerdas yang paling benar dan mampu mendatangkan ketenangan dalam jiwa? Dan betulkah ciri-ciri cerdas yang telah disebutkan di atas akan mampu mencetak generasi yang kuat baik itu kuat jasmani maupun kuat ruhani?
Ada sebuah kisah menarik yang bisa kita jadikan renungan baik itu untuk kita sendiri ataupun sebagai bahan renungan dan evalusi terhadap anak kita. Kisahnya adalah sebagai berikut
"Suatu hari, Ibnu Umar Radhiyallahu‘Anhu sedang duduk bersama Rasulullah Shalallahu ’alaihi wa salam. Tiba-tiba datanglah seorang lelaki dari kalangan anshor kemudian mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad Shalallahu ’alaihi wa salam, lalu bertanya "Ya Rasulullah, siapakah orang mukmin yang paling utama itu?’ Rasulullah kemudian menjawab, "Yang paling baik akhlaknya". Kemudian ia bertanya lagi, ‘Siapakah orang mukmin yang paling cerdas?". Lalu Beliau menjawab, "Yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, itulah orang yang paling cerdas." (Hadits Riwayat Ibnu Majah, Thabrani, dan AlHaitsamiy)
Dalam hadits tersebut terdapat dua kesimpulan dalam menterjemahkan arti cerdas. Ciri orang yang cerdas sesuai kisah di atas yaitu
1. Orang yang cerdas yaitu orang yang banyak mengingat kematian
“Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati, dan Kami menguji kalian dengan kejelekan dan kebaikan sebagai satu fitnah (ujian), dan hanya kepada Kami lah kalian akan dikembalikan.” (QS. Al-Anbiya`ayat 35)
“Di mana saja kalian berada, kematian pasti akan mendapati kalian, walaupun kalian berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An-Nisa`ayat 78)
Nah ini adalah ciri pertama manusia yang cerdas yaitu mengingat kematian. Karena dengan mengingat kematian seseorang akan berbuat dan bertindak dengan sebaik-baiknya termasuk juga anak-anak. Karena mati itu tidak mengenal usia dan tidak mengenal tempat. Orang tua seharusnya bisa saja meninggal terlebih dahulu, akan tetapi pada kenyataannya banyak juga ajal menjemput saat masih usia anak-anak.
Oleh karena itu pengenalan akan ilmu agama kepada anak-anak harus diperhatikan dengan baik. Jangan hanya mengejar kepentingan duniawi anak saja, akan tetapi kepentingan akherat juga harus diajarkan kepada anak-anak sejak anak usia dini.
2. Orang yang cerdas yaitu orang yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut.
"Berbekallah, dan Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal." (QS. Al-Baqarah ayat 197)
Hanya kebaikan dan takwa yang bisa dijadikan bekal dalam mengarungi kehidupan setelah kematian. Banyak hal yang bisa kita latih kepada anak tentang kebaikan. Oleh karena itu para orang tua hendaknya memberikan contoh dan teladan yang positif kepada anak. Karena pada hakekatnya anak hanyalah meniru apa yang dilihatnya dan didengarnya. Ajarkan kepada anak untuk berinfak, sedekah, zakat, shalat, berempati dan hal-hal positif lainnya sehingga anak akan terbiasa dengan hal tersebut.
Itulah kriteria dan ciri cerdas menurut Islam dan tentunya setiap anak akan berpeluang untuk menjadi anak yang cerdas dan bermanfaat untuk orang banyak. Jadi anak yang cerdas itu tidak hanya sekedar berIQ tinggi saja namun masih ada lagi parameter lainnya yang bisa digunakan sebagai rujukan. Buat apa memiliki anak yang ber IQ tinggi akan tetapi jiwa dan ruhaninya kering dan perilakunya jauh dari akhlak yang baik.
Setiap orang tua pasti mendambakan anaknya menjadi anak yang shaleh dan shalehah. Maka dari itu tanamkan pendidikan yang baik kepada anak dan dekatkan anak dengan ilmu agama agar anak menjadi anak yang cerdas lahir maupun batin.
Tapi benarkah anak dengan IQ dan EQ yang tinggi termasuk anak cerdas? Haruskah keberhasilan dan kecerdasan dilihat dari kemampuan untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya? Pernyataan tersebut bisa jadi benar apabila hanya dilihat dari sisi duniawi saja, namun apabila kategori anak yang cerdas dilihat dari sisi akherat, hal tersebut tidak termasuk ciri-ciri anak yang cerdas.
Kasihan anak kalau parameter kecerdasan seseorang hanya dilihat dari faktor IQ dan EQ yang tinggi tanpa melihat kemampuan lainnya yang dimiliki anak, yang mungkin barangkali tidak dimiliki oleh anak yang lain. Maksudnya adalah agar para orang tua tidak bersedih ketika melihat anaknya hanya memiliki IQ dan EQ yang pas-pasan saja. Karena para orang tua harus tetap semangat atas kemampuan yang dimiliki anak. Para orang tua sebaiknya harus banyak menggali potensi terpendam yang disimpan oleh anak tanpa membanding-bandingkan dengan anak yang lain.
Banyak orang yang beranggapan bahwa orang yang cerdas itu adalah orang yang pandai berbicara, ada juga yang mengatakan bahwa anak yang cerdas itu adalah anak yang memiliki prestasi yang tinggi, ada pula yang beranggapan bahwa anak pintar itu adalah anak yang memiliki titel dan lulusan dari sekolah terkenal, dan masih banyak lagi ciri-ciri anak cerdas lainnya menurut perhitungan manusia.
Lalu orang seperti apakah yang termasuk kategori cerdas? Dalam pandangan Islam seperti apakah parameter cerdas itu? Gambarannya seperti apa kriteria cerdas yang paling benar dan mampu mendatangkan ketenangan dalam jiwa? Dan betulkah ciri-ciri cerdas yang telah disebutkan di atas akan mampu mencetak generasi yang kuat baik itu kuat jasmani maupun kuat ruhani?
Ada sebuah kisah menarik yang bisa kita jadikan renungan baik itu untuk kita sendiri ataupun sebagai bahan renungan dan evalusi terhadap anak kita. Kisahnya adalah sebagai berikut
"Suatu hari, Ibnu Umar Radhiyallahu‘Anhu sedang duduk bersama Rasulullah Shalallahu ’alaihi wa salam. Tiba-tiba datanglah seorang lelaki dari kalangan anshor kemudian mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad Shalallahu ’alaihi wa salam, lalu bertanya "Ya Rasulullah, siapakah orang mukmin yang paling utama itu?’ Rasulullah kemudian menjawab, "Yang paling baik akhlaknya". Kemudian ia bertanya lagi, ‘Siapakah orang mukmin yang paling cerdas?". Lalu Beliau menjawab, "Yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, itulah orang yang paling cerdas." (Hadits Riwayat Ibnu Majah, Thabrani, dan AlHaitsamiy)
Dalam hadits tersebut terdapat dua kesimpulan dalam menterjemahkan arti cerdas. Ciri orang yang cerdas sesuai kisah di atas yaitu
1. Orang yang cerdas yaitu orang yang banyak mengingat kematian
“Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati, dan Kami menguji kalian dengan kejelekan dan kebaikan sebagai satu fitnah (ujian), dan hanya kepada Kami lah kalian akan dikembalikan.” (QS. Al-Anbiya`ayat 35)
“Di mana saja kalian berada, kematian pasti akan mendapati kalian, walaupun kalian berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An-Nisa`ayat 78)
Nah ini adalah ciri pertama manusia yang cerdas yaitu mengingat kematian. Karena dengan mengingat kematian seseorang akan berbuat dan bertindak dengan sebaik-baiknya termasuk juga anak-anak. Karena mati itu tidak mengenal usia dan tidak mengenal tempat. Orang tua seharusnya bisa saja meninggal terlebih dahulu, akan tetapi pada kenyataannya banyak juga ajal menjemput saat masih usia anak-anak.
Oleh karena itu pengenalan akan ilmu agama kepada anak-anak harus diperhatikan dengan baik. Jangan hanya mengejar kepentingan duniawi anak saja, akan tetapi kepentingan akherat juga harus diajarkan kepada anak-anak sejak anak usia dini.
2. Orang yang cerdas yaitu orang yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut.
"Berbekallah, dan Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal." (QS. Al-Baqarah ayat 197)
Hanya kebaikan dan takwa yang bisa dijadikan bekal dalam mengarungi kehidupan setelah kematian. Banyak hal yang bisa kita latih kepada anak tentang kebaikan. Oleh karena itu para orang tua hendaknya memberikan contoh dan teladan yang positif kepada anak. Karena pada hakekatnya anak hanyalah meniru apa yang dilihatnya dan didengarnya. Ajarkan kepada anak untuk berinfak, sedekah, zakat, shalat, berempati dan hal-hal positif lainnya sehingga anak akan terbiasa dengan hal tersebut.
Itulah kriteria dan ciri cerdas menurut Islam dan tentunya setiap anak akan berpeluang untuk menjadi anak yang cerdas dan bermanfaat untuk orang banyak. Jadi anak yang cerdas itu tidak hanya sekedar berIQ tinggi saja namun masih ada lagi parameter lainnya yang bisa digunakan sebagai rujukan. Buat apa memiliki anak yang ber IQ tinggi akan tetapi jiwa dan ruhaninya kering dan perilakunya jauh dari akhlak yang baik.
Setiap orang tua pasti mendambakan anaknya menjadi anak yang shaleh dan shalehah. Maka dari itu tanamkan pendidikan yang baik kepada anak dan dekatkan anak dengan ilmu agama agar anak menjadi anak yang cerdas lahir maupun batin.
0 Response to "Ciri Anak Cerdas Menurut Islam"
Post a Comment