Metode Keluarga Imran Dalam Mendidik Anak
Mendidik anak diera kemajuan jaman memang membutuhkan pola pendidikan yang benar. Dengan metode yang baik maka hasilnya pun tentu akan sangat berpeluang berhasil. Karena anak berhasil atau tidak itu tergantung bagaimana cara orang tua mendidiknya. Tapi benarkah ada metode yang tepat untuk mendidik anak agar anak menjadi anak yang shaleh dan shalehah? Adakah contoh riil yang bisa kita tiru dan kita terapkan dalam rangka mendidik anak kita di tengah arus modernisasi yang bisa saja menggilas kita?
Kita hidup diujung jaman tentunya akan banyak pelajaran yang bisa kita petik dan kita jadikan hikmah sebagai guru dan pengalaman terbaik. Pelajaran apa yang bisa kita teladani dan bisa kita jadikan contoh dalam mendidik anak? Tentu saja hal yang bisa kita ambil hikmahnya adalah pengalaman orang-orang yang pernah hidup di jaman dahulu. Orang-orang terdahulu bisa kita jadikan panutan karena kita tahu endingnya (akhirnya) apakah baik atau buruk. Tentu hal ini akan berbeda manakala kita mengambil pelajaran dari orang yang masih hidup, karena kita belum tahu akhirnya, apakah orang yang kita jadikan teladan baik atau buruk.
Pada hakikatnya sejarah adalah kejadian yang berulang hingga sekarang ini. Yang membedakan hanyalah tampilan secara fisiknya namun pada intinya akan memiliki kesamaan dengan sifat orang-orang yang terdahulu. Dahulu ada orang yang sombong, begitu pula jaman sekarang masih ada orang yang sombong meskipun secara fisik akan berbeda dengan orang terdahulu. Baik, buruk, ikhlas, riya, pelit, dermawan, baik hati dan lain sebagainya akan selalu ada disetiap jaman.
Oleh karena itu salah satu yang bisa kita tiru dari orang terdahulu yaitu bagaimana cara mendidik anak yang baik. Kita bisa meniru teknik yang dipakai keluarga Imran dan Hannah dalam mendidik Maryam sehingga Maryam bisa menjadi wanita yang shalehah. Salah satu alasan mengapa keluarga Imran dan Hannah kita jadikan teladan dikarenakan memang sudah ada bukti riilnya dan nyata terjadi yaitu pola pendidikan yang diberikan kepada Maryam hingga Maryam menjadi wanita shalihah.
Maryam adalah satu-satunya wanita yang diabadikan sebagai nama salah satu surat yang tercantum dalam Alquran yaitu surat Maryam. Surat Maryam merupakan surat yang ke 19 dalam Alquran. Maka dari itu kita bisa mengambil pelajaran dari Maryam. Sedangkan keluarganya yaitu keluarga Imran juga diabadikan sebagai nama surat dalam Alquran yaitu Surat Ali Imran. Tentunya dari sini bisa kita petik banyak hikmah yang bisa dijadikan rujukan dalam mengarungi samudera kehidupan. Salah satunya adalah metode dalam mendidik anak.
Lalu bagaimanakah cara keluarga Imran dalam mendidik anak? Adapun metode yang digunakan dalam mendidik Maryam adalah sebagai berikut
1. Motivasi beribadah
Hal yang pertama dilakukan adalah bahwa mendidik anak merupakan rangkaian kegiatan yang bernilai ibadah. Tidak ada nilai untuk minta balas budi dari anak karena memang pengorbanan yang dilakukan adalah sebagai amal ibadah dan semata-mata karena Allah Ta'ala. Bahkan Hannah ketika mengandung Maryam, beliau memohon agar anak yang dikandungnya agar menjadi wanita yang shalihah dan senantiasa beribadah kepada Allah Ta'ala.
"(Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui." (Qs. Ali Imran: 35)
Oleh karena itu niat pertama kali yang harus diperhatikan dalam mendidik anak yaitu karena semata-mata untuk Allah Ta'ala. Ketika semua dijalankan karena Allah Ta'ala maka proses dan jalannya rumah tangga akan berjalan harmonis dan keluarga yang harmonis merupakan sarana penting dalam mendidik anak.
2. Memberikan nama yang baik kepada anak
Pemberian nama kepada anak juga harus diperhatikan dengan baik. Memberikan nama yang baik kepada anak merupakan kewajiban orang tua. Karena salah satu fungsi nama adalah sebagai doa dan harapan. Sedangkan keluarga Imran sendiri menamai anaknya dengan nama Maryam. Maryam berarti wanita yang ahli ibadah dan pelayan Allah.
"Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai Dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk." (Qs. Ali Imran: 36)
Berikanlah nama-nama yang baik kepada anak kita. Dilarang memanggil nama anak kita dengan panggilan yang jelek. Karena Rasulullah sendiri pernah melarang sahabatnya yang digelari dengan panggilan jelek dan menggantinya dengan nama yang baik.
Dengan nama yang baik akan bisa menjadi motivasi anak bahwa memang namanya sesuai dengan apa yang ada pada dirinya.
3. Senantiasa mendoakan anak
Hannah senatiasa mendoakan kepada Maryam agar Maryam dan keturunanya tidak diganggu setan.
Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai Dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk." (Qs. Ali Imran ayat 36)
Hikmah yang bisa kita petik yaitu agar setiap orang tua senantiasa mendoakan anaknya agar anaknya selalu dalam kebaikan. Sisipkan doa tersebut disela-sela kita sedang bermunajat kepada Allah Ta'ala. Karena dengan doa ini akan sangat membantu anak agar dalam mendidik anak diberi kemudahan dan tentunya keberhasilan anak karena adanya pertolongan Allah Ta'ala. Hanyalah orang yang sombong yang tidak mau berdoa kepada Allah Ta'ala. Rutinkanlah dalam mendoakan anak dan konsisten agar apa yang kita harapkan kepada anak bisa terwujud dengan ijin Allah.
4. Mencarikan lingkungan yang baik
Keluarga Imran merupakan keluarga yang shaleh. Tentunya ini merupakan sarana yang penting dalam membesarkan Maryam. Bahkan Maryam sendiri pernah dirawat hingga dewasa oleh pamannya yaitu Nabi Zakaria.
"Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya." (Qs. Ali Imran: 37)
Pelajaran yang bisa kita ambil adalah anak membutuhkan lingkungan yang kondusif dan lingkungan yang mendukung. Keluarga yang harmonis akan mampu melahirkan anak-anak yang baik pula. Karena anak hanya akan mengikuti perilaku orang tuanya. Oleh karena itu sudahkan kita menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah? Kalau hal itu belum terpenuhi, sudah barang tentu dalam mendidik anak kita akan banyak menemui kesulitan. Selain itu kumpulkan anak dalam lingkungan yang sehat dan baik. Hindarkan anak bergaul dengan orang-orang yang jauh dari nilai-nilai kebaikan agar anak tidak terpengaruhi. Karena konsepnya adalah hanya dua hal yaitu dipengaruhi atau mempengaruhi.
5. Memberikan makanan dan rejeki yang halal thoyyibah
Maryam selalu mendapatkan makanan yang halal dan thoyibbah. Beliau tidak pernah memakan makanan haram. Bahkan Maryam sendiri terkadang diberikan makanan halal yang berasal dari Allah Ta'ala.
"Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab." (Qs. Ali Imran: 37)
"Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah." (Qs. AlBaqarah: 172)
Makanan merupakan unsur terpenting yang bisa mempengaruhi sifat dan karakter anak kita. Karena daging yang tumbuh dalam diri anak kita tergantung dari makanan yang diasupnya. Untuk menjadikan anak yang shaleh dan shalehah maka kewajiban orang tua adalah menafkahinya dengan rejeki yang halal dan thoyyibah agar anak tidak memiliki perangai dan sikap yang buruk. Untuk para orang tua hendaklah berhati-hati dalam mencari rejeki. Kenalilah dengan baik rambu-rambu halal dan haram agar kita bisa terlindungi dan berusaha sedini mungkin untuk menjauhi profesi yang tidak baik.
6. Mengenalkan dan mendekatkan ke Masjid
Salah satu nadzar yang dilakukan orang tua Maryam adalah agar Maryam menjadi ahli masjid (Baitul Maqdis) dan hanya mengabdi kepada Allah.
Agar anak kita senantiasa dekat kepada Allah maka hal yang bisa kita lakukan adalah berusaha mendekatkan anak kepada masjid. Hadirkan anak dalam kegiatan keagamaan seperti pengajian, membaca Alquran dan kegiatan lain yang positif. Ajarkan anak bagaimana cara membaca Alquran, atau langkah praktisnya ikut sertakan anak ke TPQ atau Taman Pendidikan Alquran.
Mendidik anak diera globalisasi sangat besar tantangannya, karena faktor eksternal akan senantiasa bergelombang dan bertubi-tubi. Dibutuhkan ketahanan yang baik dan tentunya dibutuhkan pertolongan Allah Ta'ala. Begitu dahsyat gelombang perusakkan generasi muda yang sudah menjangkiti masyarakat. Mulai dari sisi kesehatan, Aqidah, budaya, film, hiburan, media sosial dan lain sebagainya.
Agar gelombang perusakkan tersebut tidak menimpa anak kita maka langkah yang harus kita lakukan dalam mendidik anak bisa meniru apa yang sudah dilakukan keluarga Imran. Banyak teladan yang bisa praktekkan dalam keluarga dan menerapkan pola pendidikan yang benar kepada anak. Dan tentunya resep tersebut merupakan resep yang sangat baik dalam mendidik anak. Manjur atau tidaknya resep tersebut adalah tergantung kita dan semoga Allah senantiasa memberikan pertolongan kepada kita dalam membesarkan dan mendidik anak dengan metode yang sebaik-baiknya.
Kita hidup diujung jaman tentunya akan banyak pelajaran yang bisa kita petik dan kita jadikan hikmah sebagai guru dan pengalaman terbaik. Pelajaran apa yang bisa kita teladani dan bisa kita jadikan contoh dalam mendidik anak? Tentu saja hal yang bisa kita ambil hikmahnya adalah pengalaman orang-orang yang pernah hidup di jaman dahulu. Orang-orang terdahulu bisa kita jadikan panutan karena kita tahu endingnya (akhirnya) apakah baik atau buruk. Tentu hal ini akan berbeda manakala kita mengambil pelajaran dari orang yang masih hidup, karena kita belum tahu akhirnya, apakah orang yang kita jadikan teladan baik atau buruk.
Pada hakikatnya sejarah adalah kejadian yang berulang hingga sekarang ini. Yang membedakan hanyalah tampilan secara fisiknya namun pada intinya akan memiliki kesamaan dengan sifat orang-orang yang terdahulu. Dahulu ada orang yang sombong, begitu pula jaman sekarang masih ada orang yang sombong meskipun secara fisik akan berbeda dengan orang terdahulu. Baik, buruk, ikhlas, riya, pelit, dermawan, baik hati dan lain sebagainya akan selalu ada disetiap jaman.
Oleh karena itu salah satu yang bisa kita tiru dari orang terdahulu yaitu bagaimana cara mendidik anak yang baik. Kita bisa meniru teknik yang dipakai keluarga Imran dan Hannah dalam mendidik Maryam sehingga Maryam bisa menjadi wanita yang shalehah. Salah satu alasan mengapa keluarga Imran dan Hannah kita jadikan teladan dikarenakan memang sudah ada bukti riilnya dan nyata terjadi yaitu pola pendidikan yang diberikan kepada Maryam hingga Maryam menjadi wanita shalihah.
Maryam adalah satu-satunya wanita yang diabadikan sebagai nama salah satu surat yang tercantum dalam Alquran yaitu surat Maryam. Surat Maryam merupakan surat yang ke 19 dalam Alquran. Maka dari itu kita bisa mengambil pelajaran dari Maryam. Sedangkan keluarganya yaitu keluarga Imran juga diabadikan sebagai nama surat dalam Alquran yaitu Surat Ali Imran. Tentunya dari sini bisa kita petik banyak hikmah yang bisa dijadikan rujukan dalam mengarungi samudera kehidupan. Salah satunya adalah metode dalam mendidik anak.
Lalu bagaimanakah cara keluarga Imran dalam mendidik anak? Adapun metode yang digunakan dalam mendidik Maryam adalah sebagai berikut
1. Motivasi beribadah
Hal yang pertama dilakukan adalah bahwa mendidik anak merupakan rangkaian kegiatan yang bernilai ibadah. Tidak ada nilai untuk minta balas budi dari anak karena memang pengorbanan yang dilakukan adalah sebagai amal ibadah dan semata-mata karena Allah Ta'ala. Bahkan Hannah ketika mengandung Maryam, beliau memohon agar anak yang dikandungnya agar menjadi wanita yang shalihah dan senantiasa beribadah kepada Allah Ta'ala.
"(Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui." (Qs. Ali Imran: 35)
Oleh karena itu niat pertama kali yang harus diperhatikan dalam mendidik anak yaitu karena semata-mata untuk Allah Ta'ala. Ketika semua dijalankan karena Allah Ta'ala maka proses dan jalannya rumah tangga akan berjalan harmonis dan keluarga yang harmonis merupakan sarana penting dalam mendidik anak.
2. Memberikan nama yang baik kepada anak
Pemberian nama kepada anak juga harus diperhatikan dengan baik. Memberikan nama yang baik kepada anak merupakan kewajiban orang tua. Karena salah satu fungsi nama adalah sebagai doa dan harapan. Sedangkan keluarga Imran sendiri menamai anaknya dengan nama Maryam. Maryam berarti wanita yang ahli ibadah dan pelayan Allah.
"Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai Dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk." (Qs. Ali Imran: 36)
Berikanlah nama-nama yang baik kepada anak kita. Dilarang memanggil nama anak kita dengan panggilan yang jelek. Karena Rasulullah sendiri pernah melarang sahabatnya yang digelari dengan panggilan jelek dan menggantinya dengan nama yang baik.
Dengan nama yang baik akan bisa menjadi motivasi anak bahwa memang namanya sesuai dengan apa yang ada pada dirinya.
3. Senantiasa mendoakan anak
Hannah senatiasa mendoakan kepada Maryam agar Maryam dan keturunanya tidak diganggu setan.
Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai Dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk." (Qs. Ali Imran ayat 36)
Hikmah yang bisa kita petik yaitu agar setiap orang tua senantiasa mendoakan anaknya agar anaknya selalu dalam kebaikan. Sisipkan doa tersebut disela-sela kita sedang bermunajat kepada Allah Ta'ala. Karena dengan doa ini akan sangat membantu anak agar dalam mendidik anak diberi kemudahan dan tentunya keberhasilan anak karena adanya pertolongan Allah Ta'ala. Hanyalah orang yang sombong yang tidak mau berdoa kepada Allah Ta'ala. Rutinkanlah dalam mendoakan anak dan konsisten agar apa yang kita harapkan kepada anak bisa terwujud dengan ijin Allah.
4. Mencarikan lingkungan yang baik
Keluarga Imran merupakan keluarga yang shaleh. Tentunya ini merupakan sarana yang penting dalam membesarkan Maryam. Bahkan Maryam sendiri pernah dirawat hingga dewasa oleh pamannya yaitu Nabi Zakaria.
"Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya." (Qs. Ali Imran: 37)
Pelajaran yang bisa kita ambil adalah anak membutuhkan lingkungan yang kondusif dan lingkungan yang mendukung. Keluarga yang harmonis akan mampu melahirkan anak-anak yang baik pula. Karena anak hanya akan mengikuti perilaku orang tuanya. Oleh karena itu sudahkan kita menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah? Kalau hal itu belum terpenuhi, sudah barang tentu dalam mendidik anak kita akan banyak menemui kesulitan. Selain itu kumpulkan anak dalam lingkungan yang sehat dan baik. Hindarkan anak bergaul dengan orang-orang yang jauh dari nilai-nilai kebaikan agar anak tidak terpengaruhi. Karena konsepnya adalah hanya dua hal yaitu dipengaruhi atau mempengaruhi.
5. Memberikan makanan dan rejeki yang halal thoyyibah
Maryam selalu mendapatkan makanan yang halal dan thoyibbah. Beliau tidak pernah memakan makanan haram. Bahkan Maryam sendiri terkadang diberikan makanan halal yang berasal dari Allah Ta'ala.
"Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab." (Qs. Ali Imran: 37)
"Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah." (Qs. AlBaqarah: 172)
Makanan merupakan unsur terpenting yang bisa mempengaruhi sifat dan karakter anak kita. Karena daging yang tumbuh dalam diri anak kita tergantung dari makanan yang diasupnya. Untuk menjadikan anak yang shaleh dan shalehah maka kewajiban orang tua adalah menafkahinya dengan rejeki yang halal dan thoyyibah agar anak tidak memiliki perangai dan sikap yang buruk. Untuk para orang tua hendaklah berhati-hati dalam mencari rejeki. Kenalilah dengan baik rambu-rambu halal dan haram agar kita bisa terlindungi dan berusaha sedini mungkin untuk menjauhi profesi yang tidak baik.
6. Mengenalkan dan mendekatkan ke Masjid
Salah satu nadzar yang dilakukan orang tua Maryam adalah agar Maryam menjadi ahli masjid (Baitul Maqdis) dan hanya mengabdi kepada Allah.
Agar anak kita senantiasa dekat kepada Allah maka hal yang bisa kita lakukan adalah berusaha mendekatkan anak kepada masjid. Hadirkan anak dalam kegiatan keagamaan seperti pengajian, membaca Alquran dan kegiatan lain yang positif. Ajarkan anak bagaimana cara membaca Alquran, atau langkah praktisnya ikut sertakan anak ke TPQ atau Taman Pendidikan Alquran.
Mendidik anak diera globalisasi sangat besar tantangannya, karena faktor eksternal akan senantiasa bergelombang dan bertubi-tubi. Dibutuhkan ketahanan yang baik dan tentunya dibutuhkan pertolongan Allah Ta'ala. Begitu dahsyat gelombang perusakkan generasi muda yang sudah menjangkiti masyarakat. Mulai dari sisi kesehatan, Aqidah, budaya, film, hiburan, media sosial dan lain sebagainya.
Agar gelombang perusakkan tersebut tidak menimpa anak kita maka langkah yang harus kita lakukan dalam mendidik anak bisa meniru apa yang sudah dilakukan keluarga Imran. Banyak teladan yang bisa praktekkan dalam keluarga dan menerapkan pola pendidikan yang benar kepada anak. Dan tentunya resep tersebut merupakan resep yang sangat baik dalam mendidik anak. Manjur atau tidaknya resep tersebut adalah tergantung kita dan semoga Allah senantiasa memberikan pertolongan kepada kita dalam membesarkan dan mendidik anak dengan metode yang sebaik-baiknya.
0 Response to "Metode Keluarga Imran Dalam Mendidik Anak"
Post a Comment