Peran Keluarga Dalam Menumbuhkan Bakat Anak
Keluarga memiliki peran yang sangat besar dalam memunculkan bakat dan kemampuan yang dimiliki anak. Bakat anak yang masih terpendam harus digali dengan menyediakan dan mempersiapkan lingkungan yang mendukung. Kerjasama yang baik seorang ayah dan ibu akan sangat membantu terbentuknya bakat anak. Karena bakat anak bisa kita lihat dan tentunya anak yang memiliki bakat akan memiliki ciri-ciri khusus.
Antara bakat dan hobi memiliki perbedaan. Anak yang memiliki hobi tentu juga akan memiliki keahlian namun hal ini akan berbeda dengan anak yang memang mempunyai bakat. Pendampingan orang tua sangat dibutuhkan dan sangat diperlukan agar bakat anak dapat terasah dengan baik. Tanpa pendampingan yang tepat dari orang tua maka bakat anak bisa saja tidak muncul bahkan bakat anak bisa mati.
Oleh sebab itu para orang tua hendaknya memahami dengan baik kondisi psikologi dan bakat yang tumbuh dalam diri anak. Tanpa pengetahuan ini bisa saja para orang tua tidak tepat ketika sedang melakukan pendampingan kepada anak. Pola pendampingan yang tepat maka akan sangat bermanfaat untuk perkembangan bakat anak. Karena ada beberapa orang tua yang salah dalam melakukan pendampingan kepada anaknya.
Lalu apa yang bisa dilakukan oleh para orang tua dalam rangka untuk membantu anak agar bakatnya bisa tumbuh dengan baik? Langkah-langkah yang bisa dilakukan antara lain
1. Orang tua harus bisa bersikap adil dan demokratis dalam keluarganya. Tidak boleh ada perbedaan perlakuan kepada anak. Perbedaan perlakuan misalnya ada anak yang terlalu dimanja namun ada pula anak yang tidak terlalu disayang. Orang tua tidak boleh bersikap berlebihan dan over protected kepada seseorang anak. Selain itu di dalam keluarga juga harus dihindari sikap kasar dan kesan orang tua yang menakutkan.
2. Para orang tua hendaknya memahami setiap perbedaan karakter dan pola pikir masing-masing anak. Tidak diperkenankan bersikap otoriter kepada anak. Perbedaan yang dikelola dengan baik akan menumbuhkan keberagaman dan tentunya ini akan membuat suasana tidak monoton sehingga kehidupan dalam keluarga akan lebih menarik.
3. Para orang tua juga harus mengerti akan kekurangan dalam diri anak. Orang tua tidak boleh terlalu fokus kepada kekurangan anak. Dibalik kekurangan anak pasti terhimpun kelebihan yang akan bermanfaat untuk anak itu sendiri ataupun orang lain. Mentang-mentang anak memiliki kelebihan terus anak disayang sedang anak yang banyak kekurangan malah diabaikan. Ini merupakan sikap yang tidak boleh dilakukan oleh para orang tua.
4. Setiap keluarga hendaknya memberikan ruang kebebasan pada anak untuk menyalurkan segala kesukaannya selama hal tersebut masih dalam rambu-rambu agama. Berilah kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan hobinya, kesenangannya dalam rangka untuk mengasah kemampuan anak. Pengekangan akan kebebasan yang positif akan menimbulkan kekakuan dan tentunya bakat anak tidak akan muncul.
5. Mengkondisikan suasana keluarga yang harmonis dan penuh dengan kedamaian. Singkirkan suasana kekerasan baik itu kekerasan sesama orang tua dan sesama anak. Hindari pertengkaran antar orang tua di depan anak ataupun pelampiasan emosi kepada anak di depan adik-adiknya. Tumbuhkan suasana yang tenang sehingga anak merasa nyaman dan jauh dari perasaan tertekan. Perasaan yang sering tertekan akan mematikan daya kreatifitas dan bakat anak.
6. Orang tua hendaknya mendorong di dalam keluarganya sikap kemandirian. Sikap kemandirian yang baik akan melahirkan anak-anak yang memiliki jiwa percaya diri. Rasa percaya diri dibutuhkan dalam rangka membangun bakat anak agar anak bisa membuat inovasi-inovasi yang bermanfaat.
7. Para anggota keluarga hendaknya memiliki sikap keterbukaan. Sikap keterbukaan akan menutup peluang menutup diri. Sikap menutup diri hanya akan membuat perkembangan anak menjadi terhambat. Sikap yang terbuka akan memudahkan anak untuk menyerap informasi dan tentunya informasi yang positif akan sangat membantu dalam mengembangkan bakat anak. Selain itu berikanlah kesempatan pada anak untuk mencari pengalaman-pengalaman baru.
8. Berikanlah penghargaan dan apresiasi positif manakala anak mengalami kegagalan. Kegagalan yang dialami anak harus diperhatikan dengan baik agar anak tidak memiliki sikap putus asa dan mudah menyerah. Bantu anak untuk mengenali dan mengambil hikmah dari sebuah kegagalan. Tanpa pemberian apresiasi yang baik dari orang tuanya tentu akan membuat anak bersikap pesimis dan rendah diri. Semua pasti sepakat bahwa kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.
Lingkungan menjadi bagian yang sangat penting dalam memunculkan bakat anak. Lingkungan yang paling dominan mempengaruhi yaitu lingkungan keluarga. Kondisi keluarga yang mendukung akan sangat mempengaruhi perkembangan kemampuan anak. Peran ayah dan ibu dalam memunculkan bakat anak sangat mutlak diperlukan. Pendampingan yang tepat akan memberikan kesan positif pada anak. Pendampingan bisa dilakukan dengan menemani anak bermain. Tumbuhkan bakat anak sejak anak usia dini dengan memberikan stimulasi yang tepat berdasarkan usianya.
Antara bakat dan hobi memiliki perbedaan. Anak yang memiliki hobi tentu juga akan memiliki keahlian namun hal ini akan berbeda dengan anak yang memang mempunyai bakat. Pendampingan orang tua sangat dibutuhkan dan sangat diperlukan agar bakat anak dapat terasah dengan baik. Tanpa pendampingan yang tepat dari orang tua maka bakat anak bisa saja tidak muncul bahkan bakat anak bisa mati.
Oleh sebab itu para orang tua hendaknya memahami dengan baik kondisi psikologi dan bakat yang tumbuh dalam diri anak. Tanpa pengetahuan ini bisa saja para orang tua tidak tepat ketika sedang melakukan pendampingan kepada anak. Pola pendampingan yang tepat maka akan sangat bermanfaat untuk perkembangan bakat anak. Karena ada beberapa orang tua yang salah dalam melakukan pendampingan kepada anaknya.
Lalu apa yang bisa dilakukan oleh para orang tua dalam rangka untuk membantu anak agar bakatnya bisa tumbuh dengan baik? Langkah-langkah yang bisa dilakukan antara lain
1. Orang tua harus bisa bersikap adil dan demokratis dalam keluarganya. Tidak boleh ada perbedaan perlakuan kepada anak. Perbedaan perlakuan misalnya ada anak yang terlalu dimanja namun ada pula anak yang tidak terlalu disayang. Orang tua tidak boleh bersikap berlebihan dan over protected kepada seseorang anak. Selain itu di dalam keluarga juga harus dihindari sikap kasar dan kesan orang tua yang menakutkan.
2. Para orang tua hendaknya memahami setiap perbedaan karakter dan pola pikir masing-masing anak. Tidak diperkenankan bersikap otoriter kepada anak. Perbedaan yang dikelola dengan baik akan menumbuhkan keberagaman dan tentunya ini akan membuat suasana tidak monoton sehingga kehidupan dalam keluarga akan lebih menarik.
3. Para orang tua juga harus mengerti akan kekurangan dalam diri anak. Orang tua tidak boleh terlalu fokus kepada kekurangan anak. Dibalik kekurangan anak pasti terhimpun kelebihan yang akan bermanfaat untuk anak itu sendiri ataupun orang lain. Mentang-mentang anak memiliki kelebihan terus anak disayang sedang anak yang banyak kekurangan malah diabaikan. Ini merupakan sikap yang tidak boleh dilakukan oleh para orang tua.
4. Setiap keluarga hendaknya memberikan ruang kebebasan pada anak untuk menyalurkan segala kesukaannya selama hal tersebut masih dalam rambu-rambu agama. Berilah kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan hobinya, kesenangannya dalam rangka untuk mengasah kemampuan anak. Pengekangan akan kebebasan yang positif akan menimbulkan kekakuan dan tentunya bakat anak tidak akan muncul.
5. Mengkondisikan suasana keluarga yang harmonis dan penuh dengan kedamaian. Singkirkan suasana kekerasan baik itu kekerasan sesama orang tua dan sesama anak. Hindari pertengkaran antar orang tua di depan anak ataupun pelampiasan emosi kepada anak di depan adik-adiknya. Tumbuhkan suasana yang tenang sehingga anak merasa nyaman dan jauh dari perasaan tertekan. Perasaan yang sering tertekan akan mematikan daya kreatifitas dan bakat anak.
6. Orang tua hendaknya mendorong di dalam keluarganya sikap kemandirian. Sikap kemandirian yang baik akan melahirkan anak-anak yang memiliki jiwa percaya diri. Rasa percaya diri dibutuhkan dalam rangka membangun bakat anak agar anak bisa membuat inovasi-inovasi yang bermanfaat.
7. Para anggota keluarga hendaknya memiliki sikap keterbukaan. Sikap keterbukaan akan menutup peluang menutup diri. Sikap menutup diri hanya akan membuat perkembangan anak menjadi terhambat. Sikap yang terbuka akan memudahkan anak untuk menyerap informasi dan tentunya informasi yang positif akan sangat membantu dalam mengembangkan bakat anak. Selain itu berikanlah kesempatan pada anak untuk mencari pengalaman-pengalaman baru.
8. Berikanlah penghargaan dan apresiasi positif manakala anak mengalami kegagalan. Kegagalan yang dialami anak harus diperhatikan dengan baik agar anak tidak memiliki sikap putus asa dan mudah menyerah. Bantu anak untuk mengenali dan mengambil hikmah dari sebuah kegagalan. Tanpa pemberian apresiasi yang baik dari orang tuanya tentu akan membuat anak bersikap pesimis dan rendah diri. Semua pasti sepakat bahwa kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.
Lingkungan menjadi bagian yang sangat penting dalam memunculkan bakat anak. Lingkungan yang paling dominan mempengaruhi yaitu lingkungan keluarga. Kondisi keluarga yang mendukung akan sangat mempengaruhi perkembangan kemampuan anak. Peran ayah dan ibu dalam memunculkan bakat anak sangat mutlak diperlukan. Pendampingan yang tepat akan memberikan kesan positif pada anak. Pendampingan bisa dilakukan dengan menemani anak bermain. Tumbuhkan bakat anak sejak anak usia dini dengan memberikan stimulasi yang tepat berdasarkan usianya.
0 Response to "Peran Keluarga Dalam Menumbuhkan Bakat Anak"
Post a Comment