Peran Keluarga Dan Daya Kreativitas Anak
Golden age atau usia emas anak harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Salah satu hal yang penting adalah menumbuhkan daya kreativitas anak. Bakat tersebut harus sudah mulai dirangsang sejak anak usia dini. Mengasah daya kreativitas anak bisa dilakukan dengan memberikan pola permainan yang tepat. Pendampingan orang tua harus senantiasa dilakukan agar proses untuk menumbuhkan daya kreativitas anak bisa optimal.
Lingkungan yang mendukung sangat berperan dalam memaksimalkan pertumbuhan anak. Terutama adalah peran keluarga, baik itu pihak ayah maupun ibu harus bisa memberikan kerja sama yang baik antara orang tua dengan anak. Komunikasi yang selalu terjalin akan mampu mengkondisikan suasana dalam keluarga sedemikian rupa sehingga tujuan untuk menumbuhkan dan membangkitkan daya kreativitas anak dapat tercapai dengan baik.
Tanpa kerja sama yang baik antara ayah dan ibu akan mustahil untuk mewujudkan suasana keluarga yang harmonis. Keluarga yang harmonis merupakan tumpuan anak agar anak bisa mendapatkan rasa kenyamanan sehingga anak akan lebih mampu untuk mengeluarkan segala kemampuannya yang masih terpendam. Bukan materi saja yang dibutuhkan anak, akan tetapi rasa kasih sayang antara ayah dan ibu akan sangat membekas dalam diri anak. Hal inilah yang menjadi dasar anak untuk mendapatkan pengarahan dan rangsangan yang tepat sehingga anak akan memiliki rasa percaya diri yang tinggi untuk berkreasi sesuai dengan kesukaan anak.
Berikut ini adalah tips dan kiat sederhana yang bisa dilakukan para orang tua untuk membangkitkan daya kreativitas anak.
1. Memberikan ketenteraman dan kenyamanan pada anak.
Rasa tenteram dan rasa nyaman akan mampu untuk memantapkan rasa percaya diri anak. Dalam mengekspresikan bakat yang terpendam dalam diri anak orang tua harus mengapresiasi dengan baik gagasan anak. Tidak ada istilah gagasan anak yang jelek dan tidak perlu diapresiasi. Namun orang tua hendaknya memberikan penghargaan agar anak tetap percaya diri dan merasa tenteram karena ekspresi yang dikeluarkannya secara spontan bukanlah hal yang buruk. Rasa tenteram ini dan pengakuan dari orang tua akan merangsang anak untuk mengeluarkan ide-ide briliannya yang masih terpendam tanpa ada rasa takut untuk disalahkan. orang tua bisa sedikit memberikan masukan manakala ide anak masih kurang bagus.
2. Melatih anak untuk memplanningkan agenda kegiatannya
Setiap anak pasti memiliki rencana tersendiri yang harus dilakukannya. Misalnya anak memilih baju sendiri, anak pingin makan apa, anak ingin bermain keluar, anak ingin menata sendiri ruangannya sendiri. Apabila anak sudah muncul ide-ide ini maka orang tua sebaiknya tidak memberikan larangan. Biarkan anak membuat keputusan sendiri atas kegiatannya yang mesti dilakukan. Biarkan anak belajar dari konsekuensi yang telah dipilihnya. Pihak orang tua hendaknya memberikan pendampingan saja agar apabila anak melakukan hal yang berbahaya bagi dirinya kita bisa mengingatkannya.
3. Beri kesempatan anak untuk bereksperimen
Anak-anak yang terlihat tidak mau diam dan suka mencoba hal-hal baru perlu diapresiasi dengan baik. Beri kesempatan anak untuk bertanya tetang hal-hal baru yang belum pernah dicobanya. Sebagai orang tua sebaiknya memberikan pengawasan agar anak tidak melakukan hal-hal yang berbahaya. Jelaskan kepada anak manakala anak melakukan eksperimen yang bisa membahayakan keselamatannya.
4. Mengambil hikmah dari sebuah kegagalan
Setiap hal yang dilakukan ank tidak mesti harus berhasil. Ada kalanya anak juga akan mengalami kegagalan. Tapi kebanyakkan para orang tua mendikte anak agar anak tidak gagal. Kebiasaan mendikte anak hanya akan mematikan daya kreativitas dan daya imajinasi anak. Biarkan anak melakukan pekerjaanya sendiri dan orang tua hendaknya bersabar mengawasi apa yang telah dilakukan anak. Ajarkan kepada anak untuk mengambil hikmah dari sebuah kegagalan. Dengan kegagalan ini maka anak dilatih untuk mencari alternatif lainnya sehingga kecerdasan anak akan bisa terasah secara optimal. Hal ini akan berbeda ketika orang tua mendikte anak. Hasilnya sih berhasil akan tetapi anak tidak akan belajar dari pengalamannya sendiri.
5. Merangsang dengan permainan edukatif
Banyak sekali bahan di sekitar kita untuk dijadikan bahan permainan kreatif untuk anak. Selain itu mainan edukatif anak juga banyak tersedia di toko mainan. Oleh karena itu para orang tua bisa sedikit menyisihkan uangnya untuk memberikan anak mainan edukatif. Jikalau memang tidak berkecukupan maka kita bisa memanfaatkan barang-barang yang ada disekitar kita.
6. Ajak anak untuk berpikir dengan pertanyaan
Ada kalanya anak harus dirangsang untuk menjawab beberapa pertanyaan. Pengajuan pertanyaan ini bertujuan untuk memaksimalkan kecerdasan dan daya kreativitas anak dalam berpikir. Misalnya adalah "Apa yang akan kamu lakukan jika tersesat di arena bermain yang ramai?" Jika warna merah dicampur dengan warna kuning apa yang akan terjadi?" dan masih banyak lagi pertanyaan yang sejenis yang bisa kita ajukan kepada anak. Pertanyaan tersebut bisa disederhanakan sesuai dengan usia anak agar anak paham atas maksud dari pertanyaan yang kita sampaikan. Tujuan dari pertanyaan tersebut adalah untuk melatih daya kritis anak sehingga anak akan bisa berpikir diluar kotak dan tidak terfokus dalam satu masalah saja.
7. Memberikan kesempatan anak untuk menceritakan pengalaman barunya
Latihlah anak untuk merefleksikan segala pengalaman barunya agar anak bisa mengambil pelajaran dari hal yang telah dilakukannya. Ajak anak untuk menceritakan hal baru yang telah dilakukannya. Tujuannya adalah agar anak bisa mengolah pengalamannya apakah hal tersebut bisa diterima atau tidak sebagai kebenaran. Sehingga anak tidak akan langsung menelan mentah-mentah hal barunya sebagai informasi yang benar, namun anak akan menelaahnya terlebih dahulu.
8. Memberikan dukungan positif kepada anak
Berilah kesempatan pada anak untuk mengikuti alur pikirannya. Ajarkan anak tentang konsekuensi dari hal yang telah diputuskannya. Pengekangan akan pola pikir anak hanya akan mematikan daya kreativitasnya dan melunturkan rasa percaya dirinya. Dukung anak bila anak mempunyai ide-ide kreatif yang mesti dilakukannya.
Daya kreativitas anak harus mulai dimunculkan sejak anak usia dini. Cara pendampingan yang baik akan sangat membantu anak untuk menemukan jalan pikirannya sehingga anak tidak akan mudah terpengaruh ddengan orang lain. Golden age anak harus dioptimalkan agar anak tidak mengalami keterlambatan dalam mengembangkan daya kreativitasnya. Para orang tua hendaknya bersabar dan tekun dalam membimbing anak hingga anak bisa mencapai cita-citanya sesuai dengan apa yang diinginkannya dan sesuai dengan bakat anak.
Lingkungan yang mendukung sangat berperan dalam memaksimalkan pertumbuhan anak. Terutama adalah peran keluarga, baik itu pihak ayah maupun ibu harus bisa memberikan kerja sama yang baik antara orang tua dengan anak. Komunikasi yang selalu terjalin akan mampu mengkondisikan suasana dalam keluarga sedemikian rupa sehingga tujuan untuk menumbuhkan dan membangkitkan daya kreativitas anak dapat tercapai dengan baik.
Tanpa kerja sama yang baik antara ayah dan ibu akan mustahil untuk mewujudkan suasana keluarga yang harmonis. Keluarga yang harmonis merupakan tumpuan anak agar anak bisa mendapatkan rasa kenyamanan sehingga anak akan lebih mampu untuk mengeluarkan segala kemampuannya yang masih terpendam. Bukan materi saja yang dibutuhkan anak, akan tetapi rasa kasih sayang antara ayah dan ibu akan sangat membekas dalam diri anak. Hal inilah yang menjadi dasar anak untuk mendapatkan pengarahan dan rangsangan yang tepat sehingga anak akan memiliki rasa percaya diri yang tinggi untuk berkreasi sesuai dengan kesukaan anak.
Berikut ini adalah tips dan kiat sederhana yang bisa dilakukan para orang tua untuk membangkitkan daya kreativitas anak.
1. Memberikan ketenteraman dan kenyamanan pada anak.
Rasa tenteram dan rasa nyaman akan mampu untuk memantapkan rasa percaya diri anak. Dalam mengekspresikan bakat yang terpendam dalam diri anak orang tua harus mengapresiasi dengan baik gagasan anak. Tidak ada istilah gagasan anak yang jelek dan tidak perlu diapresiasi. Namun orang tua hendaknya memberikan penghargaan agar anak tetap percaya diri dan merasa tenteram karena ekspresi yang dikeluarkannya secara spontan bukanlah hal yang buruk. Rasa tenteram ini dan pengakuan dari orang tua akan merangsang anak untuk mengeluarkan ide-ide briliannya yang masih terpendam tanpa ada rasa takut untuk disalahkan. orang tua bisa sedikit memberikan masukan manakala ide anak masih kurang bagus.
2. Melatih anak untuk memplanningkan agenda kegiatannya
Setiap anak pasti memiliki rencana tersendiri yang harus dilakukannya. Misalnya anak memilih baju sendiri, anak pingin makan apa, anak ingin bermain keluar, anak ingin menata sendiri ruangannya sendiri. Apabila anak sudah muncul ide-ide ini maka orang tua sebaiknya tidak memberikan larangan. Biarkan anak membuat keputusan sendiri atas kegiatannya yang mesti dilakukan. Biarkan anak belajar dari konsekuensi yang telah dipilihnya. Pihak orang tua hendaknya memberikan pendampingan saja agar apabila anak melakukan hal yang berbahaya bagi dirinya kita bisa mengingatkannya.
3. Beri kesempatan anak untuk bereksperimen
Anak-anak yang terlihat tidak mau diam dan suka mencoba hal-hal baru perlu diapresiasi dengan baik. Beri kesempatan anak untuk bertanya tetang hal-hal baru yang belum pernah dicobanya. Sebagai orang tua sebaiknya memberikan pengawasan agar anak tidak melakukan hal-hal yang berbahaya. Jelaskan kepada anak manakala anak melakukan eksperimen yang bisa membahayakan keselamatannya.
4. Mengambil hikmah dari sebuah kegagalan
Setiap hal yang dilakukan ank tidak mesti harus berhasil. Ada kalanya anak juga akan mengalami kegagalan. Tapi kebanyakkan para orang tua mendikte anak agar anak tidak gagal. Kebiasaan mendikte anak hanya akan mematikan daya kreativitas dan daya imajinasi anak. Biarkan anak melakukan pekerjaanya sendiri dan orang tua hendaknya bersabar mengawasi apa yang telah dilakukan anak. Ajarkan kepada anak untuk mengambil hikmah dari sebuah kegagalan. Dengan kegagalan ini maka anak dilatih untuk mencari alternatif lainnya sehingga kecerdasan anak akan bisa terasah secara optimal. Hal ini akan berbeda ketika orang tua mendikte anak. Hasilnya sih berhasil akan tetapi anak tidak akan belajar dari pengalamannya sendiri.
5. Merangsang dengan permainan edukatif
Banyak sekali bahan di sekitar kita untuk dijadikan bahan permainan kreatif untuk anak. Selain itu mainan edukatif anak juga banyak tersedia di toko mainan. Oleh karena itu para orang tua bisa sedikit menyisihkan uangnya untuk memberikan anak mainan edukatif. Jikalau memang tidak berkecukupan maka kita bisa memanfaatkan barang-barang yang ada disekitar kita.
6. Ajak anak untuk berpikir dengan pertanyaan
Ada kalanya anak harus dirangsang untuk menjawab beberapa pertanyaan. Pengajuan pertanyaan ini bertujuan untuk memaksimalkan kecerdasan dan daya kreativitas anak dalam berpikir. Misalnya adalah "Apa yang akan kamu lakukan jika tersesat di arena bermain yang ramai?" Jika warna merah dicampur dengan warna kuning apa yang akan terjadi?" dan masih banyak lagi pertanyaan yang sejenis yang bisa kita ajukan kepada anak. Pertanyaan tersebut bisa disederhanakan sesuai dengan usia anak agar anak paham atas maksud dari pertanyaan yang kita sampaikan. Tujuan dari pertanyaan tersebut adalah untuk melatih daya kritis anak sehingga anak akan bisa berpikir diluar kotak dan tidak terfokus dalam satu masalah saja.
7. Memberikan kesempatan anak untuk menceritakan pengalaman barunya
Latihlah anak untuk merefleksikan segala pengalaman barunya agar anak bisa mengambil pelajaran dari hal yang telah dilakukannya. Ajak anak untuk menceritakan hal baru yang telah dilakukannya. Tujuannya adalah agar anak bisa mengolah pengalamannya apakah hal tersebut bisa diterima atau tidak sebagai kebenaran. Sehingga anak tidak akan langsung menelan mentah-mentah hal barunya sebagai informasi yang benar, namun anak akan menelaahnya terlebih dahulu.
8. Memberikan dukungan positif kepada anak
Berilah kesempatan pada anak untuk mengikuti alur pikirannya. Ajarkan anak tentang konsekuensi dari hal yang telah diputuskannya. Pengekangan akan pola pikir anak hanya akan mematikan daya kreativitasnya dan melunturkan rasa percaya dirinya. Dukung anak bila anak mempunyai ide-ide kreatif yang mesti dilakukannya.
Daya kreativitas anak harus mulai dimunculkan sejak anak usia dini. Cara pendampingan yang baik akan sangat membantu anak untuk menemukan jalan pikirannya sehingga anak tidak akan mudah terpengaruh ddengan orang lain. Golden age anak harus dioptimalkan agar anak tidak mengalami keterlambatan dalam mengembangkan daya kreativitasnya. Para orang tua hendaknya bersabar dan tekun dalam membimbing anak hingga anak bisa mencapai cita-citanya sesuai dengan apa yang diinginkannya dan sesuai dengan bakat anak.
0 Response to "Peran Keluarga Dan Daya Kreativitas Anak"
Post a Comment