3 Faktor Penting Pembentuk Anak Mandiri
Dalam mendidik kemandirian anak memang diperlukan pengetahuan yang cukup terutama pemahaman yang baik mengenai indikator-indikator perkembangan anak berdasarkan usia anak. Tahap perkembangan anak harus dikontrol berdasarkan indikator-indikator tersebut. Ketika hasil dari perkembangan anak bisa sesuai dengan tabel indikator perkembangan maka bisa dipastikan anak kita termasuk anak yang mandiri.
Seni mendidik anak mandiri bukanlah pekerjaan yang mudah. Akan banyak sekali hambatan dan kendala yang akan hadapi selama mendidik anak. Dan hal tersebut merupakan tantangan yang harus bisa kita selesaikan dengan baik. Maka tak salah apabila kata-kata bijak yang mengungkapkan bahwa "Anak akan mengajarkan kehidupan kepada kita."
Terkadang ada hal-hal yang membuat kita jenuh dan harus senantiasa kreatif dalam membentuk anak mandiri. Terutama pemberian stimulasi kepada anak. Hari ini si anak kita berikan pelajaran A dan tentunya di lain hari kita juga harus bisa memberikan pelajaran B. Tujuannya adalah agar anak tidak bosan dan tentunya hasil yang didapatkan juga bisa maksimal. Nah daya kreatifitas inilah yang harus senantiasa dikembangkan sehingga kita akan tetap semangat dalam mendidik anak mandiri.
Ada beberapa hal yang mesti ketahui yaitu tentang faktor-faktor pembentuk kemandirian anak. Faktor-faktor ini juga harus diperhatikan dengan baik karena akan sangat berhubungan dengan karakteristik anak. Dengan pemahaman yang baik tentang karakteristik anak maka metode yang akan kita gunakan dalam mendidik anak mandiri bisa kita susun sedemikian rupa sehingga pembentukan anak mandiri bisa tersusun dengan rapi. Melelahkan memang pekerjaan ini, akan tetapi hasilnyapun akan sesuai dengan jerih payah dan materi yang telah kita korbankan.
Kemandirian anak tidaklah datang begitu saja akan tetapi ada faktor lain yang mempengaruhi. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian anak berdasarkan teori Harlock.
1. Metode dan pola asuh orang tua
Ada sebuah kata-kata bijak yang diungkapkan oleh James Baldwin yang berbunyi "Anak-anak tidak pandai mendengarkan orang tua mereka, tetapi mereka tidak pernah gagal dalam meniru mereka."
Gaya orang tua dalam menjalani hidup secara tidak langsung akan lebih mudah ditiru dan direkam oleh anak daripada nasehat yang kita berikan kepada mereka. Ketika kita menginginkan anak tumbuh menjadi anak yang mandiri, sudahkah kita menjadi orang tua yang mandiri? Bisa saja kegagalan kita dalam membentuk anak yang mandiri disebabkan karena kita memang belum menjadi orang tua yang mandiri.
2. Jenis kelamin anak
Anak laki-laki dan anak perempuan tentunya akan memiliki kapasitas yang berbeda. Maka tak salah apabila anak laki-laki menjadi pemimpin bagi wanita. Hal ini disebabkan karena anak laki-laki cenderung memiliki sifat dominan, agresif dan aktif. Hal ini tentunya akan berbeda dengan anak perempuan yang cenderung feminin, cenderung pasif dan ketergantungan.
3. Urutan kelahiran anak
Sifat anak sulung dengan anak bungsu pasti akan memiliki perbedaan. Begitu pula dengan anak yang lahir di tengah. Semuanya memiliki karakteristik tersendiri. Anak bungsu misalnya, dia akan cenderung lebih manja dikarenakan anak bungsu lebih banyak mendapatkan perhatian baik itu dari orang tua ataupun kakak-kakaknya.
Tiga hal di atas memiliki peran yang besar dalam membentuk anak mandiri. Oleh karena itu kita sebagai orang tua harus bijak dalam memahami faktor-faktor tersebut. Semuanya harus diposisikan seproporsional mungkin sesuai dengan kemampuan keluarga dan kemampuan anak. Tidak boleh ada pemaksaan dan kekerasan dalam mendidik anak mandiri.
Seni mendidik anak mandiri bukanlah pekerjaan yang mudah. Akan banyak sekali hambatan dan kendala yang akan hadapi selama mendidik anak. Dan hal tersebut merupakan tantangan yang harus bisa kita selesaikan dengan baik. Maka tak salah apabila kata-kata bijak yang mengungkapkan bahwa "Anak akan mengajarkan kehidupan kepada kita."
Terkadang ada hal-hal yang membuat kita jenuh dan harus senantiasa kreatif dalam membentuk anak mandiri. Terutama pemberian stimulasi kepada anak. Hari ini si anak kita berikan pelajaran A dan tentunya di lain hari kita juga harus bisa memberikan pelajaran B. Tujuannya adalah agar anak tidak bosan dan tentunya hasil yang didapatkan juga bisa maksimal. Nah daya kreatifitas inilah yang harus senantiasa dikembangkan sehingga kita akan tetap semangat dalam mendidik anak mandiri.
Ada beberapa hal yang mesti ketahui yaitu tentang faktor-faktor pembentuk kemandirian anak. Faktor-faktor ini juga harus diperhatikan dengan baik karena akan sangat berhubungan dengan karakteristik anak. Dengan pemahaman yang baik tentang karakteristik anak maka metode yang akan kita gunakan dalam mendidik anak mandiri bisa kita susun sedemikian rupa sehingga pembentukan anak mandiri bisa tersusun dengan rapi. Melelahkan memang pekerjaan ini, akan tetapi hasilnyapun akan sesuai dengan jerih payah dan materi yang telah kita korbankan.
Kemandirian anak tidaklah datang begitu saja akan tetapi ada faktor lain yang mempengaruhi. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian anak berdasarkan teori Harlock.
1. Metode dan pola asuh orang tua
Ada sebuah kata-kata bijak yang diungkapkan oleh James Baldwin yang berbunyi "Anak-anak tidak pandai mendengarkan orang tua mereka, tetapi mereka tidak pernah gagal dalam meniru mereka."
Gaya orang tua dalam menjalani hidup secara tidak langsung akan lebih mudah ditiru dan direkam oleh anak daripada nasehat yang kita berikan kepada mereka. Ketika kita menginginkan anak tumbuh menjadi anak yang mandiri, sudahkah kita menjadi orang tua yang mandiri? Bisa saja kegagalan kita dalam membentuk anak yang mandiri disebabkan karena kita memang belum menjadi orang tua yang mandiri.
2. Jenis kelamin anak
Anak laki-laki dan anak perempuan tentunya akan memiliki kapasitas yang berbeda. Maka tak salah apabila anak laki-laki menjadi pemimpin bagi wanita. Hal ini disebabkan karena anak laki-laki cenderung memiliki sifat dominan, agresif dan aktif. Hal ini tentunya akan berbeda dengan anak perempuan yang cenderung feminin, cenderung pasif dan ketergantungan.
3. Urutan kelahiran anak
Sifat anak sulung dengan anak bungsu pasti akan memiliki perbedaan. Begitu pula dengan anak yang lahir di tengah. Semuanya memiliki karakteristik tersendiri. Anak bungsu misalnya, dia akan cenderung lebih manja dikarenakan anak bungsu lebih banyak mendapatkan perhatian baik itu dari orang tua ataupun kakak-kakaknya.
Tiga hal di atas memiliki peran yang besar dalam membentuk anak mandiri. Oleh karena itu kita sebagai orang tua harus bijak dalam memahami faktor-faktor tersebut. Semuanya harus diposisikan seproporsional mungkin sesuai dengan kemampuan keluarga dan kemampuan anak. Tidak boleh ada pemaksaan dan kekerasan dalam mendidik anak mandiri.
0 Response to "3 Faktor Penting Pembentuk Anak Mandiri"
Post a Comment