Ciri Anak Mandiri dan Tahapan Perkembangan Kemandirian
Membangun dan mendidik kemandirian anak bukanlah pekerjaan yang mudah terutama melatih anak mandiri ketika masih usia dini. Walaupun sebenarnya anak mandiri bukanlah hal yang paling utama. Yang paling terpenting dan utama adalah bagaimana caranya agar anak merasa senang dalam melakukan aktivitas kemandiriannya tanpa ada rasa takut ataupun karena ada rasa tekanan dari luar.
Oleh karena itu dalam membentuk anak yang mandiri dibutuhkan metode yang tepat dalam memberikan pengajaran kepada anak. Salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu dengan membiasakan anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri baik yang berat ataupun yang kecil. Kegiatan yang bernilai petualangan merupakan rangsangan yang bisa kita berikan kepada anak sebagai sarana untuk menyelesaikan persoalan sederhana.
Dalam mendidik anak mandiri kadang bisa menemui kegagalan atau tidak berhasil. Salah satu penyebab dari kegagalan ini bisa saja berasal dari sikap orang tua yang salah yaitu sikap khawatir kepada anak. Biasanya hal ini dikarenakan bentuk kasih sayang kepada anak yang terlalu berlebihan sehingga orang tua malah ketakutan jika anak gagal dalam menyelesaikan masalahnya. Padahal seharusnya kegagalan atau kesalahan tersebut yang harus bisa diambil hikmahnya oleh anak sebagai bahan pembelajaran. Oleh karena itu sikap mental yang perlu diperbaiki orang tua adalah tidak mudah khawatir dengan anak.
Perlu diketahui bahwa kemandirian anak usia dini berbeda dengan kemandirian remaja ataupun orang dewasa. Jika pengertian mandiri untuk remaja dan orang dewasa adalah kemampuan seseorang untuk bertanggung jawab atas apa yang dilakukan tanpa membebani orang lain, sedangkan untuk anak usia dini adalah kemampuan yang disesuaikan dengan tugas perkembangan. Adapun tugas-tugas perkembangan untuk anak usia dini antara lain belajar berjalan, belajar makan, berlatih berbicara, koordinasi tubuh, kontak perasaan dengan lingkungan, pembentukan pengertian, dan belajar moral.
Perkembangan kemandirian anak
Menurut Ariyanti (2000) ada lima tahapan perkembangan kemandirian anak yaitu:
1. Anak mampu mengatur kehidupan dan diri anak sendiri, misalnya : makan, ke kamar mandi, mencuci, membersihkan diri, dan memakai pakaian sendiri.
2. Anak bisa melaksanakan ide-ide anak sendiri dan menentukan arah permainan.
3. Anak bisa mengurus hal-hal yang ada dalam rumah dan bertanggung jawab terhadap sejumlah pekerjaan domestik, mengatur bagaimana menyenangkan dan menghibur diri sendiri dalam alur yang diperbolehkan, dan mengelola uang saku sendiri.
4. Anak bisa mengatur diri sendiri di luar rumah, misalnya di sekolah, menyelesaikan pekerjaan rumah, menyiapkan segala keperluan kehidupan sosial di luar rumah.
5. Anak mampu untuk mengurus orang lain baik didalam rumah maupun di luar rumah, misalnya menjaga adiknya ketika orang tua sedang mengerjakan sesuatu yang lain.
Lantas seperti apakah ciri anak yang telah memiliki kemandirian? Menurut Sholihatul, setidaknya ada 4 ciri kemandirian anak yang perlu diketahui yaitu
1. Anak dapat melakukan segala aktivitasnya secara sendiri meskipun tetap dengan pengawasan orang dewasa.
2. Anak dapat membuat keputusan dan pilihan sesuai dengan pandangan, pandangan itu sendiri di perolehnya dari melihat prilaku atau perbuatan orang-orang di sekitarnya.
3. Anak mampu bersosialisasi dengan orang lain tanpa perlu di temani orang tua.
4. Anak bisa mengontrol emosinya bahkan dapat berempati terhadap orang lain
Dalam mendidik anak mandiri ini dibutuhkan kesabaran dan pengetahuan yang cukup. Orang tua tidak boleh melupakan bahwa anak bukanlah miniatur orang dewasa. Oleh karena itu anak tidak boleh dituntut menjadi orang dewasa sebelum waktunya.
Oleh karena itu dalam membentuk anak yang mandiri dibutuhkan metode yang tepat dalam memberikan pengajaran kepada anak. Salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu dengan membiasakan anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri baik yang berat ataupun yang kecil. Kegiatan yang bernilai petualangan merupakan rangsangan yang bisa kita berikan kepada anak sebagai sarana untuk menyelesaikan persoalan sederhana.
Dalam mendidik anak mandiri kadang bisa menemui kegagalan atau tidak berhasil. Salah satu penyebab dari kegagalan ini bisa saja berasal dari sikap orang tua yang salah yaitu sikap khawatir kepada anak. Biasanya hal ini dikarenakan bentuk kasih sayang kepada anak yang terlalu berlebihan sehingga orang tua malah ketakutan jika anak gagal dalam menyelesaikan masalahnya. Padahal seharusnya kegagalan atau kesalahan tersebut yang harus bisa diambil hikmahnya oleh anak sebagai bahan pembelajaran. Oleh karena itu sikap mental yang perlu diperbaiki orang tua adalah tidak mudah khawatir dengan anak.
Perlu diketahui bahwa kemandirian anak usia dini berbeda dengan kemandirian remaja ataupun orang dewasa. Jika pengertian mandiri untuk remaja dan orang dewasa adalah kemampuan seseorang untuk bertanggung jawab atas apa yang dilakukan tanpa membebani orang lain, sedangkan untuk anak usia dini adalah kemampuan yang disesuaikan dengan tugas perkembangan. Adapun tugas-tugas perkembangan untuk anak usia dini antara lain belajar berjalan, belajar makan, berlatih berbicara, koordinasi tubuh, kontak perasaan dengan lingkungan, pembentukan pengertian, dan belajar moral.
Perkembangan kemandirian anak
Menurut Ariyanti (2000) ada lima tahapan perkembangan kemandirian anak yaitu:
1. Anak mampu mengatur kehidupan dan diri anak sendiri, misalnya : makan, ke kamar mandi, mencuci, membersihkan diri, dan memakai pakaian sendiri.
2. Anak bisa melaksanakan ide-ide anak sendiri dan menentukan arah permainan.
3. Anak bisa mengurus hal-hal yang ada dalam rumah dan bertanggung jawab terhadap sejumlah pekerjaan domestik, mengatur bagaimana menyenangkan dan menghibur diri sendiri dalam alur yang diperbolehkan, dan mengelola uang saku sendiri.
4. Anak bisa mengatur diri sendiri di luar rumah, misalnya di sekolah, menyelesaikan pekerjaan rumah, menyiapkan segala keperluan kehidupan sosial di luar rumah.
5. Anak mampu untuk mengurus orang lain baik didalam rumah maupun di luar rumah, misalnya menjaga adiknya ketika orang tua sedang mengerjakan sesuatu yang lain.
Lantas seperti apakah ciri anak yang telah memiliki kemandirian? Menurut Sholihatul, setidaknya ada 4 ciri kemandirian anak yang perlu diketahui yaitu
1. Anak dapat melakukan segala aktivitasnya secara sendiri meskipun tetap dengan pengawasan orang dewasa.
2. Anak dapat membuat keputusan dan pilihan sesuai dengan pandangan, pandangan itu sendiri di perolehnya dari melihat prilaku atau perbuatan orang-orang di sekitarnya.
3. Anak mampu bersosialisasi dengan orang lain tanpa perlu di temani orang tua.
4. Anak bisa mengontrol emosinya bahkan dapat berempati terhadap orang lain
Dalam mendidik anak mandiri ini dibutuhkan kesabaran dan pengetahuan yang cukup. Orang tua tidak boleh melupakan bahwa anak bukanlah miniatur orang dewasa. Oleh karena itu anak tidak boleh dituntut menjadi orang dewasa sebelum waktunya.
0 Response to "Ciri Anak Mandiri dan Tahapan Perkembangan Kemandirian"
Post a Comment