Gangguan Konsentrasi Pada Anak
Tingkat konsentrasi pada anak mesti diperhatikan dengan baik. Mengingat konsentrasi adalah salah satu hal penting sebagai kunci keberhasilan putra-putri kita. Karena dengan konsentrasi yang baik akan memunculkan fokus sehingga hasil yang diharapkan akan bisa maksimal. Apalagi "konsentrasi" sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan persoalan sesuai dengan usia dan aktivitas yang dilakukan.
Dalam beberapa contoh kasus masih ditemukan beberapa anak yang sulit konsentrasi terutama ketika sedang belajar. Ada juga beberapa pengalaman para orang tua yang melihat sang buah hatinya ketika sedang bermain namun anak cepat bosan ataupun minta ganti mainan. Lemahnya konsentrasi ini jika dibiarkan saja maka akan bisa berdampak buruk terhadap perkembangan anak.
Idealnya anak yang normal harus bisa konsentrasi dan fokus terhadap aktivitas yang sedang dilakukannya. Cara mudah untuk mengetahui tingkat konsentrasi anak yaitu dengan cara 3-5 menit dikalikan usia anak. Misalnya jika usia balita adalah 3 tahun maka tingkat konsentrasinya minimal 3 menit dikali 3 yaitu 9 menit. Jika balita 3 tahun tidak mampu bertahan selama 9 menit ketika sedang beraktifitas maka si balita tersebut bisa jadi mengalami gangguan konsentrasi.
Ketika seseorang ataupun balita mengalami kesulitan konsentrasi maka perlu dicari penyebabnya maupun latar belakangnya. Sebagai contoh misalnya jika anak tidak betah ketika sedang belajar di sekolah dan cenderung sering membuat gaduh maka kita bisa mencari penyebabnya. Bisa jadi karena metode pengajarannya yang cenderung monoton ataupun bisa saja karena anak memang mengalami gangguan konsentrasi.
Keluhan gangguan konsentrasi termasuk dalam satu jenis gangguan ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Gangguan ini harus segera dicarikan solusinya agar tidak menjadi penyakit yang berkelanjutan.
Beberapa ciri sederhana dari gangguan konsentrasi antara lain yaitu mudah melakukan kesalahan yang sama dan berulang-ulang, bertindak sembrono, tidak mau mengikuti perintah, gampang dialihkan perhatiannya, tidak mau mendengarkan nasehat dan cepat lupa dengan aktifitas sehari-hari. Hal ini bisa saja terjadi dimana saja sekolah, tempat kerja, kantor, klinik dan lain sebagainya.
Lantas bagaimana cara dan tips mudah dalam membantu menyelesaikan gangguan konsentrasi pada anak? Berikut beberapa hal yang bisa dipraktekkan
1. Membuat aturan
Buatlah kesepakatan dengan anak untuk membuat aturan bersama. Misalnya adalah
a. Duduk dengan baik
b. Lihat guru
c. Dengarkan guru
d. Selesaikan pekerjaan
e. Dan lain sebagainya (sesuaikan dengan kondisi anak)
Kemudian buat tulisan di atas sesuai dengan problem anak dan tempel di tempat yang mudah terlihat. Tulisan tersebut adalah sarana sebagai sign/sinyal kepada anak apa yang harus dilakukan ketika sedang belajar. Ingatkan jika anak melanggar aturan tersebut.
2. Membuat batasan waktu
Latihlah dengan membuat limit time terhadap aktifitas anak. Kita bisa menggunakan alat bantu stop watch atau jam weker. Apabila anak sudah memahami konsep waktu ini maka berikan anak tugas dan harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
3. Mengkondisikan suasana
Buatlah suasana belajar sama dengan suasana belajar di sekolah. Kemudian kita berperan seperti guru di sekolah dan berilah pengajaran kepadanya. Perhatikan dengan seksama apakah anak bisa konsentrasi atau tidak. Berilah pengarahan apabila anak melenceng.
4. Membagi waktu belajar
Bagi anak-anak yang mengalami gangguan konsentrasi maka kita bisa melatihnya dengan memberikan waktu pendek-pendek kemudian memperpanjangnya. Misalnya jika waktu belajar adalah satu jam maka kita akan membagi jam belajar menjadi 4 tahapan yaitu 15 menit. Selingi dengan jeda istirahat. Jika anak mampu melewati batas waktu tersebut maka berilah tambahan waktu yang nantinya pada akhirnya anak bisa bertahan hingga 1 jam.
Beberapa cara di atas bisa dilakukan untuk mengatasi gangguan konsentrasi pada anak. Untuk memperoleh hasil yang maksimal maka harus dilakukan secara rutin dan penuh kesabaran hingga anak mampu untuk berkonsentrasi.
Selain cara-cara di atas maka kita bisa melakukan kegiatan lainnya untuk membantu anak tetap konsentrasi. Beberapa contoh yang bisa dilakukan yaitu
1. Mengajak anak bermain menjumput beras.
Taburkanlah beras atau kedelai ke lantai kemudian ajak anak untuk memungut butiran beras tersebut sembari menghitungnya. Hal ini akan membantunya tetap konsentrasi dan yang pasti akan menguatkan motorik halusnya.
2. Bermain puzzle
Siapkan puzzle dengan gambar yang menarik agar anak mau memainkannya. Mulailah dengan bentuk puzzle yang sederhana.
3. Bermain balok
Ajak anak untuk menyusun balok menjadi sebuah bentuk bangunan ataupun sesuai dengan daya imajinasi anak.
4. Berenang
Tak diragukan lagi bahwa berenang memiliki manfaat yang luar biasa. Dengan berenang akan menstimulasi indera-indera sensoris, melatih konsentrasi, menstimulasi otak kanan dan tentunya menguatkan tubuh.
5. Jalan kaki dan bersepeda
Berangkat sekolah dengan berjalan ataupun naik sepeda akan melatih anak berkonsentrasi. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa tingkat konsentrasi anak yang naik angkutan umum dengan anak yang berjalan kaki maupun naik sepeda akan jauh lebih kuat bila dibandingkan dengan ank yang naik angkutan umum ataupun diantar menggunakan mobil.
Salah satu cara agar anak mau melakukan aktifitas di atas maka berilah penghargaan jika anak mampu melakukannya dengan baik. Bisa dengan memberikan pujian ataupun hadiah. Gangguan konsentrasi harus segera diobati karena bila dibiarkan akan sangat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan anak.
Dalam beberapa contoh kasus masih ditemukan beberapa anak yang sulit konsentrasi terutama ketika sedang belajar. Ada juga beberapa pengalaman para orang tua yang melihat sang buah hatinya ketika sedang bermain namun anak cepat bosan ataupun minta ganti mainan. Lemahnya konsentrasi ini jika dibiarkan saja maka akan bisa berdampak buruk terhadap perkembangan anak.
Idealnya anak yang normal harus bisa konsentrasi dan fokus terhadap aktivitas yang sedang dilakukannya. Cara mudah untuk mengetahui tingkat konsentrasi anak yaitu dengan cara 3-5 menit dikalikan usia anak. Misalnya jika usia balita adalah 3 tahun maka tingkat konsentrasinya minimal 3 menit dikali 3 yaitu 9 menit. Jika balita 3 tahun tidak mampu bertahan selama 9 menit ketika sedang beraktifitas maka si balita tersebut bisa jadi mengalami gangguan konsentrasi.
Ketika seseorang ataupun balita mengalami kesulitan konsentrasi maka perlu dicari penyebabnya maupun latar belakangnya. Sebagai contoh misalnya jika anak tidak betah ketika sedang belajar di sekolah dan cenderung sering membuat gaduh maka kita bisa mencari penyebabnya. Bisa jadi karena metode pengajarannya yang cenderung monoton ataupun bisa saja karena anak memang mengalami gangguan konsentrasi.
Keluhan gangguan konsentrasi termasuk dalam satu jenis gangguan ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Gangguan ini harus segera dicarikan solusinya agar tidak menjadi penyakit yang berkelanjutan.
Beberapa ciri sederhana dari gangguan konsentrasi antara lain yaitu mudah melakukan kesalahan yang sama dan berulang-ulang, bertindak sembrono, tidak mau mengikuti perintah, gampang dialihkan perhatiannya, tidak mau mendengarkan nasehat dan cepat lupa dengan aktifitas sehari-hari. Hal ini bisa saja terjadi dimana saja sekolah, tempat kerja, kantor, klinik dan lain sebagainya.
Lantas bagaimana cara dan tips mudah dalam membantu menyelesaikan gangguan konsentrasi pada anak? Berikut beberapa hal yang bisa dipraktekkan
1. Membuat aturan
Buatlah kesepakatan dengan anak untuk membuat aturan bersama. Misalnya adalah
a. Duduk dengan baik
b. Lihat guru
c. Dengarkan guru
d. Selesaikan pekerjaan
e. Dan lain sebagainya (sesuaikan dengan kondisi anak)
Kemudian buat tulisan di atas sesuai dengan problem anak dan tempel di tempat yang mudah terlihat. Tulisan tersebut adalah sarana sebagai sign/sinyal kepada anak apa yang harus dilakukan ketika sedang belajar. Ingatkan jika anak melanggar aturan tersebut.
2. Membuat batasan waktu
Latihlah dengan membuat limit time terhadap aktifitas anak. Kita bisa menggunakan alat bantu stop watch atau jam weker. Apabila anak sudah memahami konsep waktu ini maka berikan anak tugas dan harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
3. Mengkondisikan suasana
Buatlah suasana belajar sama dengan suasana belajar di sekolah. Kemudian kita berperan seperti guru di sekolah dan berilah pengajaran kepadanya. Perhatikan dengan seksama apakah anak bisa konsentrasi atau tidak. Berilah pengarahan apabila anak melenceng.
4. Membagi waktu belajar
Bagi anak-anak yang mengalami gangguan konsentrasi maka kita bisa melatihnya dengan memberikan waktu pendek-pendek kemudian memperpanjangnya. Misalnya jika waktu belajar adalah satu jam maka kita akan membagi jam belajar menjadi 4 tahapan yaitu 15 menit. Selingi dengan jeda istirahat. Jika anak mampu melewati batas waktu tersebut maka berilah tambahan waktu yang nantinya pada akhirnya anak bisa bertahan hingga 1 jam.
Beberapa cara di atas bisa dilakukan untuk mengatasi gangguan konsentrasi pada anak. Untuk memperoleh hasil yang maksimal maka harus dilakukan secara rutin dan penuh kesabaran hingga anak mampu untuk berkonsentrasi.
Selain cara-cara di atas maka kita bisa melakukan kegiatan lainnya untuk membantu anak tetap konsentrasi. Beberapa contoh yang bisa dilakukan yaitu
1. Mengajak anak bermain menjumput beras.
Taburkanlah beras atau kedelai ke lantai kemudian ajak anak untuk memungut butiran beras tersebut sembari menghitungnya. Hal ini akan membantunya tetap konsentrasi dan yang pasti akan menguatkan motorik halusnya.
2. Bermain puzzle
Siapkan puzzle dengan gambar yang menarik agar anak mau memainkannya. Mulailah dengan bentuk puzzle yang sederhana.
3. Bermain balok
Ajak anak untuk menyusun balok menjadi sebuah bentuk bangunan ataupun sesuai dengan daya imajinasi anak.
4. Berenang
Tak diragukan lagi bahwa berenang memiliki manfaat yang luar biasa. Dengan berenang akan menstimulasi indera-indera sensoris, melatih konsentrasi, menstimulasi otak kanan dan tentunya menguatkan tubuh.
5. Jalan kaki dan bersepeda
Berangkat sekolah dengan berjalan ataupun naik sepeda akan melatih anak berkonsentrasi. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa tingkat konsentrasi anak yang naik angkutan umum dengan anak yang berjalan kaki maupun naik sepeda akan jauh lebih kuat bila dibandingkan dengan ank yang naik angkutan umum ataupun diantar menggunakan mobil.
Salah satu cara agar anak mau melakukan aktifitas di atas maka berilah penghargaan jika anak mampu melakukannya dengan baik. Bisa dengan memberikan pujian ataupun hadiah. Gangguan konsentrasi harus segera diobati karena bila dibiarkan akan sangat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan anak.
0 Response to "Gangguan Konsentrasi Pada Anak"
Post a Comment