Bahaya Mie Instan untuk Anak Dan Ibu Hamil
Bahaya mie instan baik itu, untuk ibu hamil dan anak-anak yang perlu diketahui. Mengingat mie instan merupakan makanan siap saji yang bisa dijadikan solusi untuk mengisi perut. Namun tahukah bahwa mengkonsumsi mie instan dalam waktu yang lama bisa menimbulkan penyakit berbahaya, oleh karena itu anak-anak dan ibu hamil harus waspada terhadap mie instan.
Semua orang tahu bahwa mie instan merupakan salah satu makanan siap saji yang bisa dijadikan makanan alternatif untuk mengisi perut. Mie instan merupakan makanan yang sangat mudah dalam penyajiannya, tersedia di setiap warung atau toko dan harganyapun relatif murah. Sehingga tak heran mie instan ini cukup diminati masyarakat Indonesia.
Dalam mie instan terdapat banyak aneka zat-zat tambahan sehingga akan membuat makanan tersebut memiliki cita rasa tersendiri dan akan terasa enak dilidah. Biasanya dalam mie instan akan terdapat kandungan bahan kimianya yang cenderung para konsumen tidak memahami bahayanya jika dikonsumsi secara berlebihan.
Bumbu yang ada dalam mie instan juga terdapat bahan-bahan kimia yang tidak baik untuk kesehatan. MSG misalnya, Vetsin atau MSG jika dikonsumsi secara terus menerus juga akan sangat tidak baik untuk kesehatan. MSG merupakan penguat rasa yang cuma membuat makanan menjadi enak dilidah namun khasiat positif untuk tubuh belum ada studi yang membuktikannya.
Bagi ibu hamil sebaiknya menghindari mengkonsumsi mie instan secara berlebihan. Pasalnya bahan-bahan tambahan atau additif dalam mie instan sangat tidak baik untuk perkembangan janin ataupun kesehatan ibu hamil. Dalam buku What to eat When You're Expecting, para ibu hamil tidak dianjurkan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat tambahan atau additive.
Untuk balita sendiri, bahan tambahan dalam mie instan akan dapat memperlambat kerja organ pencernaan. Karena bahan-bahan tambahan tersebut tidak dibutuhkan oleh tubuh. Apalagi jika kandungan MSG ini dikonsumsi secara berlebihan, akibatnya kecerdasan anak juga akan terhambat perkembangannya.
Dalam sumber berita yang dimuat dalam Kompas (sumber berita http://megapolitan.kompas.com/read/2009/08/21/1238313/Usus.Dipotong.akibat.Kebanyakan.Mi.Instan.1) menyebutkan bahwa seorang anak kecil harus dipotong ususnya karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung bahan kimia. Berikut adalah kronologi beritanya
"MAKSUD hati membantu suami menambah penghasilan, apa daya anak jadi korban. Akibat kerap meninggalkan buah hatinya, Hilal Aljajira (6), Erna Sutika (32) kini harus menelan pil pahit. Usus Hilal bocor dan membusuk hingga harus dipotong. Rupanya tiap hari Hilal hanya menyantap mi instan karena di rumah tak ada orang yang memasakkan makanan untuknya. Berikut cerita Erna.
Saat usia Hilal menginjak 2 tahun, aku memutuskan bekerja, membantu keuangan keluarga mengingat penghasilan suamiku, Saripudin (39), kurang mencukupi kebutuhan keluarga.
Aku bekerja di perusahaan pembuat bulu mata palsu, tak jauh dari rumah kami di Garut. Setiap berangkat kerja, Hilal kutitipkan kepada ibuku. Di situ, ibuku kerap memberinya mi instan. Bukan salah ibuku, sih, karena sebelumnya, aku juga suka memberinya makanan itu jika sedang tidak masak.
Ternyata, Hilal jadi “tergila-gila” makanan itu. Ia akan mengamuk dan mogok makan jika tak diberi mi instan. Ya, daripada cucunya kelaparan, ibuku akhirnya hanya mengalah dan menuruti kemauan Hilal. Lagi pula, kalau tidak diberi, Hilal pasti akan membeli sendiri mi instan di warung dekat rumah dengan uang jajan yang kuberikan. Praktis, sehari dua kali ia makan mi instan.
Dua kali dipotong
Kamis, 20 November 2008, Hilal mengeluh sakit perut. Kupikir sakit biasa. Anehnya, setelah tiga hari, sakitnya tak kunjung hilang dan ditambah ia tidak bisa buang air besar. Gara-gara itulah perutnya membesar.
Khawatir, kubawa Hilal ke mantri dekat rumah. Karena tetap tidak ada perubahan, kami kemudian membawanya ke RSU Dr Slamet, Garut. Ternyata hasil pemeriksaan dokter lebih menyeramkan dari yang kuduga. Kupikir, cukup dengan obat pencahar perut, sakit Hilal bisa segera sembuh. Rupanya tak segampang itu.
Hasil tes darah dan rontgen memperlihatkan, Hilal harus segera dioperasi karena beberapa bagian di ususnya bocor dan membusuk. Ketika kutanyakan apa penyebabnya, dokter menjawab, akibat dari kandungan makanan yang Hilal konsumsi selama ini tidak sehat dan membuat ususnya rusak. Saat itulah kutahu Hilal terlalu sering menyantap mi instan. Astagfirullah….
Atas rujukan dokter, kami kemudian membawa Hilal ke RS Hasan Sadikin, Bandung, dengan alasan peralatan medis di RS itu lebih lengkap. Sejak awal, tim dokter sudah pesimistis dengan kondisi Hilal yang begitu memprihatinkan dengan berat badan yang tidak sampai 11 kg. Dokter juga bilang, dari puluhan kasus serupa, hanya tiga orang yang bertahan hidup. Aku hanya bisa berserah pada Allah SWT.
Baru pada 25 November 2008 operasi dilakukan di RS Immanuel, Bandung. Saat itu aku sedang hamil tiga bulan. Dokter mengamputasi usus Hilal sekitar 10 cm. Untuk menyatukan bagian usus yang terputus itu, dokter menyambungnya dengan usus sintetis. Selain itu, dokter juga membuat lubang anus sementara (kolostomi) di dinding perut sebelah kanan.
Semoga dengan adanya berita di atas kita akan lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi mie instan. Sebaiknya tidak berlebihan dan imbangi dengan makanan sehat lainnya. Waspada harus dilakukan terutama untuk ibu hamil dan anak-anak. Cegah bahaya mie instan sejak dini.
Semua orang tahu bahwa mie instan merupakan salah satu makanan siap saji yang bisa dijadikan makanan alternatif untuk mengisi perut. Mie instan merupakan makanan yang sangat mudah dalam penyajiannya, tersedia di setiap warung atau toko dan harganyapun relatif murah. Sehingga tak heran mie instan ini cukup diminati masyarakat Indonesia.
Dalam mie instan terdapat banyak aneka zat-zat tambahan sehingga akan membuat makanan tersebut memiliki cita rasa tersendiri dan akan terasa enak dilidah. Biasanya dalam mie instan akan terdapat kandungan bahan kimianya yang cenderung para konsumen tidak memahami bahayanya jika dikonsumsi secara berlebihan.
Bumbu yang ada dalam mie instan juga terdapat bahan-bahan kimia yang tidak baik untuk kesehatan. MSG misalnya, Vetsin atau MSG jika dikonsumsi secara terus menerus juga akan sangat tidak baik untuk kesehatan. MSG merupakan penguat rasa yang cuma membuat makanan menjadi enak dilidah namun khasiat positif untuk tubuh belum ada studi yang membuktikannya.
Bagi ibu hamil sebaiknya menghindari mengkonsumsi mie instan secara berlebihan. Pasalnya bahan-bahan tambahan atau additif dalam mie instan sangat tidak baik untuk perkembangan janin ataupun kesehatan ibu hamil. Dalam buku What to eat When You're Expecting, para ibu hamil tidak dianjurkan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat tambahan atau additive.
Untuk balita sendiri, bahan tambahan dalam mie instan akan dapat memperlambat kerja organ pencernaan. Karena bahan-bahan tambahan tersebut tidak dibutuhkan oleh tubuh. Apalagi jika kandungan MSG ini dikonsumsi secara berlebihan, akibatnya kecerdasan anak juga akan terhambat perkembangannya.
Dalam sumber berita yang dimuat dalam Kompas (sumber berita http://megapolitan.kompas.com/read/2009/08/21/1238313/Usus.Dipotong.akibat.Kebanyakan.Mi.Instan.1) menyebutkan bahwa seorang anak kecil harus dipotong ususnya karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung bahan kimia. Berikut adalah kronologi beritanya
"MAKSUD hati membantu suami menambah penghasilan, apa daya anak jadi korban. Akibat kerap meninggalkan buah hatinya, Hilal Aljajira (6), Erna Sutika (32) kini harus menelan pil pahit. Usus Hilal bocor dan membusuk hingga harus dipotong. Rupanya tiap hari Hilal hanya menyantap mi instan karena di rumah tak ada orang yang memasakkan makanan untuknya. Berikut cerita Erna.
Saat usia Hilal menginjak 2 tahun, aku memutuskan bekerja, membantu keuangan keluarga mengingat penghasilan suamiku, Saripudin (39), kurang mencukupi kebutuhan keluarga.
Aku bekerja di perusahaan pembuat bulu mata palsu, tak jauh dari rumah kami di Garut. Setiap berangkat kerja, Hilal kutitipkan kepada ibuku. Di situ, ibuku kerap memberinya mi instan. Bukan salah ibuku, sih, karena sebelumnya, aku juga suka memberinya makanan itu jika sedang tidak masak.
Ternyata, Hilal jadi “tergila-gila” makanan itu. Ia akan mengamuk dan mogok makan jika tak diberi mi instan. Ya, daripada cucunya kelaparan, ibuku akhirnya hanya mengalah dan menuruti kemauan Hilal. Lagi pula, kalau tidak diberi, Hilal pasti akan membeli sendiri mi instan di warung dekat rumah dengan uang jajan yang kuberikan. Praktis, sehari dua kali ia makan mi instan.
Dua kali dipotong
Kamis, 20 November 2008, Hilal mengeluh sakit perut. Kupikir sakit biasa. Anehnya, setelah tiga hari, sakitnya tak kunjung hilang dan ditambah ia tidak bisa buang air besar. Gara-gara itulah perutnya membesar.
Khawatir, kubawa Hilal ke mantri dekat rumah. Karena tetap tidak ada perubahan, kami kemudian membawanya ke RSU Dr Slamet, Garut. Ternyata hasil pemeriksaan dokter lebih menyeramkan dari yang kuduga. Kupikir, cukup dengan obat pencahar perut, sakit Hilal bisa segera sembuh. Rupanya tak segampang itu.
Hasil tes darah dan rontgen memperlihatkan, Hilal harus segera dioperasi karena beberapa bagian di ususnya bocor dan membusuk. Ketika kutanyakan apa penyebabnya, dokter menjawab, akibat dari kandungan makanan yang Hilal konsumsi selama ini tidak sehat dan membuat ususnya rusak. Saat itulah kutahu Hilal terlalu sering menyantap mi instan. Astagfirullah….
Atas rujukan dokter, kami kemudian membawa Hilal ke RS Hasan Sadikin, Bandung, dengan alasan peralatan medis di RS itu lebih lengkap. Sejak awal, tim dokter sudah pesimistis dengan kondisi Hilal yang begitu memprihatinkan dengan berat badan yang tidak sampai 11 kg. Dokter juga bilang, dari puluhan kasus serupa, hanya tiga orang yang bertahan hidup. Aku hanya bisa berserah pada Allah SWT.
Baru pada 25 November 2008 operasi dilakukan di RS Immanuel, Bandung. Saat itu aku sedang hamil tiga bulan. Dokter mengamputasi usus Hilal sekitar 10 cm. Untuk menyatukan bagian usus yang terputus itu, dokter menyambungnya dengan usus sintetis. Selain itu, dokter juga membuat lubang anus sementara (kolostomi) di dinding perut sebelah kanan.
Semoga dengan adanya berita di atas kita akan lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi mie instan. Sebaiknya tidak berlebihan dan imbangi dengan makanan sehat lainnya. Waspada harus dilakukan terutama untuk ibu hamil dan anak-anak. Cegah bahaya mie instan sejak dini.
1 Response to "Bahaya Mie Instan untuk Anak Dan Ibu Hamil"
Punya usaha makanan cepat saji?
Bisa coba gunakan Box Makanan.
Tahan air, tahan minyak dan gratis cetak.
Lebih lengkap bisa klik di sini.
Post a Comment