Waspada Efek Obat Dextromethorphan yang Dijual Bebas

Bahaya penyalahgunaan obat Dextromethorphan (DMP) sebagai pil yang bisa memberikan efek mabuk sangat marak digunakan oleh para remaja Indonesia. Obat Dextromethorphan (DMP) yang seharusnya digunakan untuk obat batuk dan obat pelancar dahak ternyata bisa digunakan sebagai pengganti putaw atau shabu dan harganya cenderung lebih murah dan sangat mudah didapatkan.

Dalam dosis yang sesuai dengan anjuran, obat dextromethorphan (DMP) memiliki efek sebagai obat pereda batuk yang langsung menekan pusat saraf agar bisa mendorong dahak keluar dan keluhan pun hilang. Namun jika obat ini diminum dalam jumlah yang banyak dan berlebihan akan memiliki efek halusinasi dan kepuasan sementara (fly), hilang akal dan efek terburuk yaitu kematian.

Secara rinci jika kadar konsumsi pil tersebut 100-200mg, maka efek yang dirasakan adalah stimulasi ringan. Untuk konsumsi 200-400mg, menyebabkan euforia dan halusinasi. Sementara konsumsi 300-600mg, seseorang akan mengalami gangguan penglihatan dan hilangnya koodinasi gerak tubuh. Sedangkan konsumsi 500-1500mg, akan mengalami dissosiatif sedatif (perasaan bahwa jiwa dan raga berpisah) yang bisa berujung kematian.

Selain itu akan ada beberapa efek lain jika obat DMP ini diminum secara berlebihan, antara lain yaitu bisa membuat perasaan gembira (excited), keluar banyak keringat, nafas menjadi pendek, berada dalam kondisi antara tidur dan sadar, mual dan muntah-muntah, tekanan darah menjadi tinggi, jantung berdebar-debar, amnesia, tidak bisa mengenal kata-kata dan objek yang terlihat, paranoid dan merasakan seperti akan mati, serta koma bahkan kematian.

Berdasarkan fakta yang ada di lapangan akan banyaknya korban dari pil dekstro maka selayaknya para orang tua mengawasi dengan baik para putra-putrinya. Saat ini Pemerintah juga sudah menarik sekitar 130 obat yang mengandung dextromethorphan dan membuat peraturan peredaran dextromethorphan secara tunggal. Mari waspada dengan bahaya obat-obat yang dijual secara bebas, pastikan sebelum menggunakan obat sesuaikan dengan anjuran dokter dan anjuran pakai. Simpan secara baik setiap obat agar tidak terjangkau oleh anak-anak.