Indeks Minat Baca Masyarakat Indonesia Masih Rendah

Rata-rata orang Indonesia masih bersikap malas untuk membaca buku.  Indeks orang Indonesia yang gemar membaca buku juga masih tergolong sangat rendah.  Dalam 1 minggu kebanyakan masyarakat Indonesia bisa menghabiskan waktu sekitar 7,7 jam untuk browsing internet, 5,8 jam dalam seminggu digunakan untuk mendengarkan radio dan 19,7 jam lebih banyak digunakan untuk menonton televisi.  Sedangkan waktu untuk membaca buku masih berkisar 6 jam dalam 1 minggu.

Ada sebuah ungkapan yang berbunyi "A room without book like body without Soul."  Hal ini berarti bahwa buku merupakan suatu kebutuhan yang akan bisa membuat hidup menjadi lebih hidup lagi.  Dengan membaca akan mendapatkan manfaat yang sangat banyak.  Oleh karena itu, orang yang tidak pernah membaca buku seperti mayat berjalan. 

Nilai indeks minat baca masyarakat Indonesia yang masih rendah didasari beberapa penelitian yang dilakukan oleh UNESCO ataupun OECD (Organization for Economic Cooperation and Development).  OECD menyimpulkan bahwa Nilai indeks minat baca masyarakat Indonesia berada diposisi terbawah dari sekitar 52 negara yang berada di Asia timur.  Sedangkan hasil penelitian menurut UNESCO menyimpulkan bahwa dari 1000 orang Indonesia hanya 1 orang yang memiliki minat baca.  Kalau diukur dalam bentuk angka nilai indeks minat baca masyarakat Indonesia sekitar 0,001. 

Banyak faktor yang menyebabkan minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah. Beberapa data menyebutkan bahwa terbitan buku yang ada di Indonesia masih dikisaran 50 juta eksemplar dalam 1 tahun.  Jika hal ini dibagi dengan jumlah penduduk Indonesia maka rata-rata 1 buku akan dibaca oleh 5 orang.  Selain itu dukungan Perpustakaan yang ada di Indonesia masih berkisar 22% sedangkan jumlah Desa yang ada di Indonesia yaitu kurang lebih 64.000 Desa.

Selain itu minat baca masyarakat Indonesia yang masih rendah bisa jadi dikarenakan fasilitas Perpustakaan yang masih minim.  Hal itu juga ditambah dengan tingkat daya beli masyarakat terhadap buku juga masih tergolong sangat lemah.  Oleh karena itu dukungan dan kerjasama baik itu Pemerintah dengan masyarakat harus terus dilakukan.  Penyediaan akan fasilitas Perpustakaan juga perlu ditingkatkan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya buku juga perlu ditumbuhkan.

Beberapa data penelitian dan beberapa alasan yang menjadi penyebab rendahnya Indeks minat baca harus membuat kita lebih kreatif dalam menangani masalah ini.  Oleh karena itu minat baca terhadap buku harus mulai kita gulirkan dalam lingkungan keluarga.  Contoh sederhana yang bisa kita lakukan yaitu dengan membuat perpustakaan mini di lingkungan keluarga agar anak-anak kita menyukai membaca buku ataupun berkunjung ke toko buku dan perpustakaan yang bisa dilakukan di akhir pekan untuk mengisi liburan bersama keluarga.

Subscribe to receive free email updates: