Panduan Standar Keamanan Mainan Anak Menurut BSN
STANDAR KEAMANAN MAINAN ANAK
Anak di seluruh dunia akrab dengan mainan. Dapat dipastikan bahwa tidak ada anak yang tidak memiliki mainan. Itu tidak hanya berlangsung pada saat ini saja. Kerekatan anak dengan mainan merupakan fakta yang dapat ditelusuri jauh ke belakang sejarah umat manusia. Anak tidak dapat dipisahkan dengan mainan. Hal itu akan terus terjadi sepanjang peradaban manusia berlangsung.
Mainan merupakan kodrat (nature) dalam kehidupan anak. Mainan itu sumber kegembiraan dan sukacita anak. Tetapi lebih dari itu, mainan merupakan media anak untuk belajar mengenal lingkungan sekitar. Melalui mainan, anak dapat terbantu untuk mengembangkan kemampuan fisik, mental, sosial, emosional dan kreativitas yang terpendam dalam diri mereka. Kemampuan ini sangat penting dan menjadi modal utama anak untuk menjalani kehidupan.
Mainan tidak hanya memberi kegembiraan, tetapi juga menyediakan sarana pengembangan diri bagi anak. Yang paling berkepentingan, agar anak mendapatkan manfaat yang optimal dari mainan, adalah orang tua. Setiap orang tua mengharapkan mainan dapat selalu mendukung proses pengembangan diri anak di segala dimensinya. Alih-alih terpenuhinya harapan itu, orang tua lebih sering dihadapkan pada kekhawatiran akan bahaya dan risiko, yang justru datang dari mainan itu sendiri. Dalam konteks ini, orang tua membutuhkan informasi dan pengetahuan tentang keamanan, keselamatan dan kesehatan mainan.
Tujuan utama booklet ini adalah menyediakan pengetahuan dan informasi praktis mengenai keamanan, keselamatan dan kesehatan mainan yang diharapkan berguna bagi masyarakat, khususnya orang tua dalam memilih mainan anak yang tepat, mengawasi dan mendampingi anak saat bermain serta memelihara mainan agar tetap aman setiap kali digunakan anak bermain.
Aspek keamanan, keselamatan dan kesehatan mainan sepenuhnya harus dipahami untuk memberikan perlindungan kepada anak. Hal ini seharusnya menjadi prioritas utama bagi orang tua. Kelalaian untuk memberi perhatian terhadap aspek ini berpotensi mendatangkan bencana bagi anak. Penting bagi orang tua selalu mempertimbangkan aspek keamanan, keselamatan dan kesehatan mainan pada waktu ingin memberikan anak suatu mainan. Jangan sampai, keinginan untuk membuat anak gembira dan bahagia berubah menjadi bencana, akibat lalai memperhatikan aspek keamanan, keselamatan dan kesehatan mainan.
Terkait dengan keamanan, keselamatan dan kesehatan mainan, BSN telah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang disusun melalui adopsi secara identik standar internasional ISO seri 8124 yang terdiri dari empat bagian.
KEAMANAN, KESELAMATAN & KESEHATAN MAINAN
Standar itu meliputi:
SNI ISO 8124-1:2010, Keamanan Mainan – Bagian 1: Aspek keamanan yang berhubungan dengan sifat fisis dan mekanis.
SNI ISO 8124-2:2010, Keamanan Mainan – Bagian 2: Sifat mudah terbakar.
SNI ISO 8124-3:2010, Keamanan Mainan – Bagian 3: Migrasi unsur tertentu.
SNI ISO 8124-4:2010, Keamanan Mainan – Bagian 4: Ayunan, seluncuran dan mainan aktivitas sejenis untuk pemakaian di dalam dan di luar lingkungan tempat tinggal.
Persyaratan dalam SNI tersebut berlaku untuk semua mainan anak. Yang dimaksud dengan mainan anak adalah suatu barang atau bahan yang dirancang, atau secara jelas dimaksudkan, untuk digunakan dalam bermain oleh anak-anak kelompok usia di bawah 14 tahun. (SNI ISO 8124-1:2010) 02 04 05
MEMILIH MAINAN ANAK
Memilih mainan yang tepat dan aman untuk anak sering menjadi dilema bagi orang tua. Ada banyak mainan dengan model yang menarik terpajang rapi di toko. Ditambah lagi, terdapat di antaranya beberapa jenis mainan terbaru yang sedang menjadi tren. Orang tua sering beranggapan membelikan mainan anak yang menarik dan sedang tren, pasti akan membuat anak senang.
Memilih mainan untuk anak hanya berdasarkan model atau tren, bukanlah suatu pertimbangan yang tepat. Sebab, suatu mainan itu tidak selalu cocok untuk semua anak. Memilih mainan untuk anak, harus mempertimbangkan kondisi perkembangan dan pertumbuhan anak serta usia. Memilih mainan untuk anak tidak boleh semata-mata hanya untuk menyenangkan anak, tetapi juga harus menjadi bagian penting dalam proses tumbuh kembang mereka.
Berikut ini beberapa panduan praktis yang perlu diperhatikan orang tua pada saat memilih mainan anak.
Label.
Sebelum membeli mainan untuk anak, bacalah terlebih dahulu label mainan. Sesuaikan informasi label mainan itu dengan kondisi anak. Pemberian label pada mainan didasarkan pada 4 kriteria, yakni: keamanan, kemampuan fisik anak, kemampuan mental, dan minat anak.
Pesan
Seperti “direkomendasikan untuk anak usia 3-4 tahun” merupakan pedoman yang perlu diperhatikan. Saran usia ini akan membantu orang tua menentukan peruntukan mainan sesuai dengan kondisi anak. Meskipun anak menunjukkan perkembangan yang lebih maju dibandingkan anak-anak lain seusianya, bukan berarti Anda boleh memilihkan mainan untuk anak berusia lebih tua daripadanya.
- Usahakan lebih banyak memilih mainan yang dapat mendukung perkembangan anak, baik secara motorik-sensorik maupun pikiran anak seperti puzzle atau mainan bermanfaat lainnya.
- Jika mainan terbuat dari kain, pilih yang memiliki label tahan api (flame resistant).
- Pilih boneka yang mencantumkan label dapat dicuci (washable).
- Bahan-bahan seni seperti krayon, spidol warna, cat air atau cat minyak harus mencantumkan keterangan tidak beracun (non-toxic).
1. Bentuk Mainan.
Pilih jenis mainan yang memiliki bentuk tidak berbahaya, misal berbentuk runcing. Hal ini untuk menghindarkan anak dari kecelakaan yang mungkin terjadi akibat tertusuk oleh mainannya sendiri.
- Hindari mainan plastik tipis yang mudah pecah menjadi potongan kecil dan meninggalkan tepian yang bergerigi tajam.
- Mainan yang ditembakkan (misalkan dari pistol-pistolan atau robot) juga berbahaya karena dapat mengenai mata teman bermainnya ketika sedang bermain perang-perangan.
2. Materi Mainan.
Pilihlah mainan yang terbuat dari bahan atau material yang aman. Jangan membeli mainan berbahan logam kepada anak, khususnya anak yang masih berusia di bawah 3 tahun.
Tanda Standar.
Pilihlah mainan anak yang bertanda suatu standar, contohnya: SNI, CE, dll. Mainan bertanda standar telah memenuhi persyaratan keamanan yang ditentukan dalam standar. Produk mainan bertanda standar memiliki jaminan keamanan dan keselamatan yang dikukuhkan dengan sertifikasi dari lembaga pengujian yang berwenang.
Ukuran Mainan.
Perhatikan ukuran mainan atau komponen yang menjadi bagian dari mainan tersebut. Besar kecilnya ukuran sebuah mainan akan berpengaruh pada keamanan anak sebagai penggunanya.
- Untuk mainan dengan ukuran kecil yang berdiameter kurang dari 1,75 inci atau 4,4 cm, jangan diberikan kepada anak yang berumur kurang dari 3 tahun karena mainan itu dapat dimasukkan mulut dan tertelan.
- Cari mainan yang cukup kokoh untuk menahan tarikan dan putaran. Pastikan semua bagian seperti mata, hidung, kancing, dan bagian lain yang mudah lepas, terpasang dengan kuat. Bagian-bagian ini berpotensi terlepas dan dimungkinkan dapat tertelan oleh anak.
- Pastikan mainan untuk diremas, kerincingan, serta mainan untuk gigitan bayi memiliki ukuran cukup besar sehingga tidak muat dimasukkan ke dalam mulut.
BIMBINGAN DAN PENGAWASAN
Bagian Mekanis Mainan.
Bagian mekanis mainan perlu mendapat perhatian. Unsur mekanis mainan biasanya berupa engsel, lipatan, tuas, tali, karet dan sebagainya. Unsur mekanis mainan ini bisa membahayakan anak. Pastikan bahwa bagianbagian mainan itu tidak membahayakan anak saat difungsikan.
Mainan Bersuara.
Pastikan mainan tidak mengeluarkan bunyi yang terlalu keras untuk telinga anak. Mainan bersuara (misalnya kerincingan dan mainan musik) bisa menghasilkan suara bising sekeras suara klakson mobil, apabila dibunyikan di dekat telinga anak. Suara yang dihasilkan oleh mainan tersebut bisa menyebabkan kerusakan pendengaran.
.
Bertindak waspada dan hati-hati dalam memilih mainan anak tidak cukup untuk melindungi anak. Kualitas mainan yang baik tidak sepenuhnya menjamin keamanan dan keselamatan anak. Anak kerapkali berperilaku tidak terduga. Perilaku ini juga terjadi saat anak memperlakukan mainan. Anak sering memperlakukan mainan secara salah, misalnya melempar, memukul-mukul, menarik-narik, dan sebagainya. Perilaku ini berpotensi mendatangkan bahaya bagi anak.
Di sini orang dewasa, khususnya orang tua, perlu memberikan bimbingan dan pengarahan kepada anak, khususnya tentang bagaimana memperlakukan mainan secara benar. Cara efektif untuk hal ini adalah dengan mengajak anak bermain bersama. Pada saat bermain bersama, orang dewasa memberi contoh kepada anak mengenai cara aman dalam memainkan mainan. Kalau pun anak bermain sendiri, harus tetap dalam pengawasan orang dewasa. Jangan tinggalkan anak memainkan mainannya sendirian. Juga pada saat anak memainkan mainannya bersama dengan teman sebaya, pengawasan harus dilakukan secara lebih seksama.
“Pilih Mainan Sesuai Kondisi Perkembangan dan Pertumbuhan Anak.”
MENJAGA MAINAN ANAK
Menjaga dan memelihara mainan anak merupakan bagian tidak terpisahkan dari aspek keamanan dan keselamatan. Tujuannya adalah agar mainan itu tetap berfungsi baik pada saat dimainkan oleh anak. Mainan yang tidak berfungsi baik, khususnya mainan yang memiliki bagian mekanis, sangat berpotensi membahayakan anak. Berikut ini disampaikan petunjuk praktis bagaimana menjaga dan memelihara mainan anak.
• Merapihkan Mainan. Ajarkan anak selalu merapihkan mainannya setelah bermain dan menyimpan mainan itu pada tempat yang telah disediakan. Mainan yang dirapihkan akan menjaga kondisi mainan itu berfungsi baik sekaligus dapat menciptakan kondisi dan lingkungan rumah yang aman.
• Rutin Memeriksa Mainan. Secara rutin memeriksa mainan anak untuk memastikan kondisi mainan tetap bersih dan berfungsi baik. Bila kotor mainan itu harus dicuci dan bila ada bagian yang rusak diperbaiki. Singkirkan dan buanglah mainan yang sudah rusak dan berpotensi membahayakan anak.
• Tempat Mainan. Buatlah tempat khusus untuk menyimpan maian anak. Tempat mainan bisa berupa sebuah kotak mainan, sebuah keranjang, troli supermarket, tas atau kotak kardus. Letakkan tempat mainan di suatu tempat yang mudah diakses dan dijangkau anak serta terbuka untuk memudahkan pengawasan.
1. Apakah mainan yang diberikan pada anak sudah aman?
Jawab :
1. Sesuaikan mainan anak dengan usia. Harus diperhatikan perihal mainan dari segi ukuran, bentuk dan bahan mainannya. Usahakan untuk anak di bawah usia 3 tahun tidak diberikan mainan yang mengandung komponen kecil yang mudah lepas.
2. Hindari mainan yang terbuat dari logam, apabila ada logam pastikan logam tersebut tidak ada cat yang mengelupas atau berkarat.
3. Harus diperhatikan mainan anak yang memiliki tali dengan panjang lebih dari 15 cm untuk anak di bawah umur 3 tahun sebaiknya tidak diberikan, karena dapat menyebabkan terjerat. Perlu diperhatikan juga jangan menaruh gantungan mainan yang terbuat dari tali/pita pada boks dan kereta bayi.
4. Untuk mainan yang berwarna-warni, perlu diperhatikan label/ mencantumkan keterangan bahwa warna yang digunakan bebas dari logam timah dan tidak beracun (non-toxic).
PERTANYAAN UMUM KEAMANAN MAINAN
2. Bagaimana cara mengetahui mainan itu aman secara umum?
1. Komponen kecil yang ada pada mainan, apabila ditarik tidak lepas.
2. Mainan tidak mudah pecah atau patah saat dijatuhkan.
3. Mainan tidak mudah terbakar apabila terkena percikan api.
4. Perlu dilihat desain mainan, tidak menimbulkan bahaya bagi anak, seperti mainan lipat atau mainan berengsel.
5. Apabila memilih mainan, selalu periksa label pada setiap mainan.
6. Utamakan mainan yang mengandung unsur permainan dan edukasi.
“Ajari Anak Selalu Mencuci Tangan Selesai Bermain.”
Badan Standardisasi Nasional
Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lantai 3, 4, 7 dan 10
Jl. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta 10270 - Indonesia.
Telp: 021-5747043, Fax: 021-5747045
Email: bsn@bsn.go.id
Website: www.bsn.go.id
ISBN: 978-979-18935-9-6
Copyright @BSN 2012
0 Response to "Panduan Standar Keamanan Mainan Anak Menurut BSN"
Post a Comment