Pelajar dan Anak-anak Tanpa Smartphone
Pengaruh negatif dari penggunaan smartphone harus kita sadari terutama terhadap kalangan anak-anak. Di wilayah sebagian negara yang berada di kawasan Eropa sudah menerapkan pelarangan penggunaan smartphone bagi siswa-siswinya terutama ketika berada di sekolah. Negara Perancis saat ini sudah membuat dan menerapkan undang-undang tentang pelarangan penggunaan gadget, smartphone, tablet hingga smartwatch kepada para murid ketika berada di sekolah. Cakupan penerapan aturan ini berlaku untuk siswa sekolah dasar hingga sekolah setingkat SMU. Bahkan beberapa sekolah sudah melarang secara penuh untuk membawa smartphone di lingkungan sekolah. Untuk siswa SMU, kebijakan pelarangan ini masih bisa dikondisikan dengan keputusan Pemerintah setempat untuk wilayah masing-masing.
Ada beberapa negara eropa lainnya yang juga menerapkan undang-undang serupa untuk para pelajarnya. Negara tersebut antara lain Inggris, Belgia, Spanyol, Swiss, Jerman, Swedia hingga Finlandia. Menurut Pakar psikolog anak-anak memberikan arahan agar pemakaian smartphone dikalangan pelajar hendaknya diberikan batasan. Hal ini didasari atas maraknya masalah-masalah yang timbul akibat penggunaan smartphone yang berlebihan bagi pelajar. Apabila penggunan handphone memang dirasa diperlukan maka hal yang bisa dilonggarkan yaitu handphone tidak boleh terkoneksi dengan internet dan handphone tidak memiliki fitur kamera. Untuk kebutuhan internet maka para pelajar bisa memanfaatkan komputer atau PC, hal ini akan lebih aman untuk para pelajar bila dibandingkan dengan menggunakan smartphone. Hal ini dikemukakan oleh pakar psikolog anak yaitu Michael Carr-Gregg.
Dampak positif dari pelarangan penggunaan smartphone di sekolah yaitu dapat mengurangi saling ejek atau bullyings sesama pelajar, mengurangi gangguan selama proses belajar mengajar dan mampu meningkatkan aktifitas anak terutama ketika anak sedang istirahat di sekolah. Selain itu dengan pembatasan penggunaan smartphone mampu meredam terjadinya tindakan pornografi dan konten kekerasan dikalangan pelajar.
Semakin majunya teknologi memang memberikan efek yang sifatnya seperti makan buah simalakama. Apabila anak-anak dilarang sama sekali menggunakan smartphone maka bisa jadi anak-anak bisa ketinggalan jaman terutama teknologi, namun jika penggunaan smartphone ini dilepas secara bebas maka akan menimbulkan dampak yang merusak terhadap perkembangan anak-anak. Ini merupakan pilihan yang sulit tentunya.
Oleh karena itu para keluarga terutama para orangtua memegang peranan penting terhadap pengendalian penggunaan smartphone untuk anak-anak sekolah. Jika ingin membatasi penggunaan smartphone untuk anak-anak maka orangtua juga harus bisa memberikan contoh. Orangtua harus bisa memberikan pengetahuan tentang batasan-batasan penggunaan smartphone, mana yang boleh dikases dan mana yg tidak boleh diakses serta durasi penggunaan smartphone tersebut. Orangtua harus bisa memberikan contoh terlebih dahulu.
Setelah lingkungan keluarga bisa dikondisikan oleh para orangtua tahap selanjutnya yaitu pengontrolan anak-anak ketika berada di lingkungan luar. para orangtua harus bisa berkomunikasi efektif dengan anak-anaknya dan harus memperhatikan secara detil perubahan-perubahan perilaku anak-anak. Jika ada perubahan-perubahan yang menyimpang meskipun hanya sepele maka orangtua wajib mencari tahu dan menggali informasi terhadap perkembangan anaknya.
Merebaknya dan meluasnya teknologi informasi tak bisa kita hindari. Meninggalkan sama sekali akan teknologi informasi juga bukan solusi yang tepat namun menggunakan teknologi informasi secara berlebihan juga tidak baik. Harus kita pahami dengan baik teknolgi informasi hanyalah sekedar alat yang harus digunakan secara bijak sebagai sarana interaksi sosial dan teknologi informasi tidak patut kita gunakan bila untuk menggantikan kehidupan manusia. Para orangtua harus bisa mengendalikan penggunaan teknologi informasi terutama smartphone agar anak tumbuh kembang secara positif tanpa terpapar efek negatif dari berkembangnya teknologi informasi.
0 Response to "Pelajar dan Anak-anak Tanpa Smartphone"
Post a Comment